Wonosari Desa pertama di Jember dengan Transparasi Publik

Anggap Amanah,Anggran Desa Dipampang di pinggir jalan
bagi sebagian besar desa masih tertutup soal kekola anggaran.Namun Desa wonosari kecamatan Tempurejo lain,Kades berani Kampanye keterbukaan anggaran dan informasi publik untuk sumber daya dan program pembangunan desa.

RANGGA MAHARDIKA,jember

ADA sesuatu yang cukup menarik perhatian para pengendara yang hendak menuju ke pantai Bandealit,Kecamatan Tempurejo.Utamanya,saat memasuki gerbang desa Wonosari.Tepat di dusun kraton itu terpampang sebuah banner besar yang ada di pinggir jalan.Banner berukuran sekitar5x3 meter ini tidak menampilkan gambar yang mencolok mata.namun, hanya sebuah gambar sang kepala Desa(Kades)sugeng priyadi beserta dengan angka-angka.Rupanya,angka-angka ini adalah penjelasan detail tentang pengelolaan anggaran desa yang dilakukan untuk tahun 2016 ini.Disana disebutkan total pendapatan desa adalah Rp 1,691 miliar.Bahkan disebutkan dengan rinci sejumlah sumber pemasukan untuk desa mulai dari Anggaran Dana Desa(ADD) dari Pemkab Jember,Dana Desa dari pemerintah pusat,Bantuan keuangan,pendapatan asli Desa.


 sampai dana bagi hasil pajak dan retribusi dari Pemkab Jember.Yang menarik,tidak ada pendapatan dari tanah kas desa alias tanah bengkok seperti desa lainnya.karena memang desa ini tidak memiliki TKD yang bisa dikelola oleh desa.sehingga semua bersumbur dari pemerintah dan kreativitas desa sendiri.selain pendapatan, juga di pampang sejumlah pengeluaran yang dilakukan oleh desa.termasuk pembangunan fisik pun disebutkan secara rinci beserta dengan anggarannya. yang menarik, teryata 50 persen pengeluaran dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat di desa yang sebagian besar penduduknya menjadi buruh migran alias TKI(Tenaga kerja Indonesia) di luar negeri.Sugeng priyadi,Kades wonosari kepada jawa pos Radar Jember mengaku memang ingin menjalankan keterbukaan informasi publik dalam menjalankan pemerintahan."ini kan sesuai dengan amanah undang-undang untuk melanjutkan keterbukaan informasi publik.Mungkin memang di Jember kita yang mengawali,"ucap sugeng.selain itu,jabatan yang dipegangnya saat ini adalah amanah dari masyarakat seluruh desa.oleh karena itu,dirinya ingin tidak ada yang ditutupi dari pemerintahan desa.sehingga semua pengelolaan anggaran desa wajib untuk dibuka kepada seluruh masyarakat."pemerintah desa memiliki anggaran yang digunakan untuk pembangunan desa,"jelasnya.Bahkan,bukan hanya anggaran saja yang dipampangnya.sugeng menjelaskan,kerja sama dengan sejumlah lembaga termasuk dengan program pengabdian Universitas Jember juga menyediakan tentang potensi warga,"Mulai dari potensi,sumber daya desa.Termasuk pemetaan kemiskinan desa kita pampang dalam banner di jalan,"jelasnya. Tak cukup dengan banner,bagi masyarakat luar utamanya warga Wonosari pun dapat melihat informasi.karena mereka juga memiliki website pemerintahan desa yang bisa dibuka oleh semua pihak.semua upaya ini dilakukan pemerintah desa untu memberikan pelayanan kepada masyarakat.warga juga bisa menilai kondisi objektif desa. Hal ini semata-mata agar semua stakeholder memahami masalah dan potensi sehingga bisa bersama-sama bersinergi untuk membangun desa yang lebih baik kedepannya.dalam progam pembangunannya,sugeng menuturkan jika pihaknya kedepan akan berfokus pada peningkatan Sumber Daya Masyarakat (SDM) didesanya"Anggaran untuk SDM hingga 50 persen dari anggaran yang ada,"jelasnya.hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa banyak masyarakatnya yang menjadi buruh migran.
sehingga dengan SDM yang meningkat,maka dapat bersama membangun desa tersebut menjadi lebih baik dan lebih maju ke depannya.Apalagi, desa yang sudah bergabung dengan desa peduli Buruh Migran(Desbumi) bersama migran care ini juga berkomitmen untuk pemberdayaan warganya yang pulang dari TKI untuk berkarya di desanya.sementara itu,Bambang Teguh karyanto,koordinator SD inpers yang mendampingi Desa wonoasri mengakui keterbukaan di desa tersebut tidak lepas dari komitmen pemerintah desa  sendiri"Kami bersama dengan mahasiswi unej hanya membantu memetakan desa,status sosial,peta masalah dan tata kelola desa,"ucap Bambang,Pihaknya pun hanya memotret Desa dengan pendekatan participatory plural appraisal.salah satu fakta yang di temukan di desa ini,yakni teryata hampir 80 persen warga bekerja menjadi TKI di luar negeri.dengan pendekatan pemetaan inilah kemudian bisa di rumuskan program kerja yang tepat untuk desa itu dengan anggaran desa yang di kelolanya.
"Dan teryata pemerintah desa Wonoasari berani melakukan transparansi anggaran ini.ini satu-satunya desa di jember yang berani melakukan ini,"ucap Bambang. pihaknya berharap yang dilakukan oleh Desa Wonoasari ini juga bisa di lakukan oleh semua desa di jember.sehingga akan meminimalisasi fitnah terhadap pengelolaan anggaran desa.Apalagi, untuk anggaran yang dikelola desa tidak sedikit yakni lebih dari Rp 1 miliar.
"Apalagi untuk desa-desa yang memiliki TKD. Tentu yang dikelola akan lebih besar bagi,"ucapnya.Dengan keterbukaan,juga akan meningkatkan peran serta masyarakat untuk bersama membangun desanya. (c1/hdi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar