Mengenal Gus Saiful Ridjal Abdul Chalim,Pengasuh PP Asri Jember
Kerap beda pendapat dengan sesama bani shiddiq
dikenal sebagai kiai yang suka demo, Gus Saif(panggilan akrab KH ayub saiful Ridjal) pengasuh ponpes Ashiddiqiyah puteri(Asri),Jl KH Shiddiq,talangsari,jember,bukan menjadi halangan untuk berdakwah.justru dengan aksi-aksi demo itulah substansi dakwahnya dianggap lebih efektif,karena langsung menyentuh kepentingan masyarakatk kecil.Siapa dia?SHODIQ SYARIEF,jember
PENAMPILANNYA tegar,gaya bicaranya penuh semangat,dan nyalinya tak diragukan.itulah sosok Gus Saif,yang sehari-harinya mengasuh ratusan santriwati, di lingkungan PP Ashri, talangsari,Kaliwates tersebut.Padahal,usianya sudah melebihi angka kepala enam pada 28 juli lalu.Maklum,sejak remaja,Gus saif sudah terbiasa hidup penuh tantangan,terutama untuk membela kebenaran yang diyakini.Bahkan ketika Radar jember menemui di rumahnya Kompleks PP Ashri, Gus saif langsung mengajak ikut mendorong bubarnya MUI(majelis ulama indonesia) yang dianggap tak sesuai dengan misi utamanya."kalau sudah ada NU dan MUhammadiyah,kenapa masih harus ada lembaga MUI,"ujarnya, dengan penuh semangat.Rupanya Gus Saif masih"terkesan"dengan sikap MUI pusat yang mengeluarkan sikap politik terhadap kasus Gubernur DKI,Ahok. Putera ke-12 dari 13 bersaudara pasangan KH Abdul Chalim Shiddiq-Nyai Hj Muzayyanah ini mengaku,semangat untuk berjuang bagi kentingan masyarakat kecil.Dia berkiblat pada Hadist Nabi bahwa"Carilah aku(Nabi Muhammad SAW) ditengah/kelompok orang-orang duafa.
Ingin Mengayomi lansia di Wadah Pondok Sepuh
karena sesunggungnya kamu akan mendapat pertolongan dan rejeki karena mereka (duafa)...."sebaliknya,Gus Saif,tidak suka dengan seorang yang kerap"menjual"(menggunakan)kaum duafa untuk kepentingan eksistensinya. Dikalangan lingkungan para kiai, Gus saif dikenal sebagai ulama yang kerap bersikap"kontroversial."Yakni,bertindak yang terkesan kurang popular,seperti ikut aksi demo terhadap kebijakan pemerintah yang di anggap tak semestinya. dan, yang paling mencolok ketika mendemo pembangunan supermarket Giant di dekat PP Ashri JL KH Shiddiq, Talangsari."sampai sekarang saya masih menuntut penutupan Giant,"ujarnya,sembari menunjukkan berkas-berkas laporannya. Namun di kalangan anak-anak muda,termasuk LSM(lembaga Swadaya Masyarakat), Gus saif justru menjadi tokoh yang didolakan.sebab,Mantan ketua PCNU Bondowoso itu cukup aspiratif dan familiar dengan mereka.tak heran jika setiap hari rumahnya di jalan KH shiddiq 86 jember itu tak pernah sepi dari kunjungan tamu dari berbagai kalangan. penampilannya beragam,mulai dari yang ala santri,hingga tamu wanita yang hanya memakai rok mini. Meski hampir setiap hari rumah-nya tak pernah sepi tamu,namun aktivitas Gus Saif juga tak pernah berhenti. bersama santri dan para sahabat karibnya, Gus saif rajin mengunjungi berbagai undangan ceramah hingga di pelosok-pelosok desa. dalam acara tersebut, biasanya ayah enam anak(satu puteri)P ini membawa serta perlengkapan yang dibutukan.termasuk membawa alat gambus,tikar,sound,genset untuk lampu listrik, dan lain-lain."jadi,kami tak ingin menyulitkan tuan rumah,"tuturnya. sebagai keluarga besar bani shiddiq,Gus saif sudah barang tentu tak mungkin meninggalkan dunia pesantren yang menjadi warisan turun-menurun.selain mengasuh PP Ashri jember, Gus saif juga bertanggung jawab atas kelangsungan pesantren sabielil Muttaqien,Maesan<Bondowoso, yang kini di asuh oleh Gus Muh.Sholachudin AS,Putra pertamanya. Berbicara tentang Gus saif,Warga jember dan sekitarnya tentu tak lupa dengan komunitas guru ngaji yang tertampung dalam wadah persada agung(persaudaraan antar guru ngaji)yang dipimpinnya.Komunitas ini berdiri sejak awal Reformasi.kini,hampir di seluruh kabupaten Tapal kuda tekah berdiri persada Agung di hampir setiap desa."Masing-masing desa biasanya ada 50 orang guru ngaji,"jelas ketua Forum Komunikasi LSM tersebut.Tak heran,ketika Bupati Faida melakukan kebijakan bahwa guru ngaji yang ingin mendapatkan"insentif"harus mengajukan proposal lebih dulu,Gus saif sangat kebakaran jenggot.selama ini,kata dia,guru ngaji termasuk tenaga pengabdi yang tak konmersial.Bahwa kemudian ada insetif dari pemerintah,dianggapnya sebagai'bonus'"tapi jangan disuruh membuat proposal,seperti orang minta-minta begitu,"kritik Gus Saif.Hubungan Gus Saif dengan Bupati Faida akhir-akhir ini diakui agak kurang"mesra".padahal jasa suami Nyai Hj Ida Wahyuning ini terhadap pencabupan Faida tak bisa dipandang kecil.selain sebagai penasihat partai Nasdem-yang mengusung Faida-kata Gus saif,saat itu tak ada pilihan yang lebih pas,kecuali dr Faida direktur RS Bina Sehat,jember."Walau demikian harus tetap harus kritis,"tandasnya.selain itu,Gus saif juga bermimpi ingin mengayomi paralansia(lanjut usia)ndengsn membentuk wadah pondok sepuh.Artinya,para lansia yang menanti masa persiapan itu bisa di tampung dalam pondok tersebut,dengan"kurikulum"ala pesantren.Dengan demikian,kata Gus Saif,para Lansia tidak hanya diberi makan,tempat tidur,pengobatan,lalu dibiarkan sampai meninggal,misalnya.sebab, kebutuhan mereka juga menyangkut rohani,terutama saat menjelang menghadap Illahi.Mimpi tersebut,kata alumnus Ponpes Sidogiri,Pasuruan,tersebut sebenarnya sudah mulai terwujuf.Di antaranya sudah terbangun di daerah Warungdowo Pasuruan,dan kecamatan penajaman,pasir utara,kaltim.Dalam waktu dekat,Gus saif akan merealisasikan di Jember dan sekitarnya. Tentu saja, untuk mewujudkan impiannya itu,kata Gus saif,perlu dukungan semua pihak,terutama para dermawan.
Bukan itu saja,ketua kaukus Lintas Agama(bukanFKUB) ini juga telah mendirikan komunitas paguyuban pencinta gambus Jalsah(Kompagjal) yang diresmikan oleh Wagup KH Muqit Arief,awal Oktober lalu.Bahkan Gus saif juga masih mengawal LKP21(lembaga Kepedulian pemberdayaan perempuan Independen),dan sejumlah aktivitas sosial lainnya,Termasuk membina anak jalanan yang memiliki keterampilan musik untuk didik menjadi lebih bermanfaat.(sh/c1/hdi)
Sumber Jawa Pos Radar jember 25 oktober 2016
Komentar
Posting Komentar