Pujiono,Pemilik Rumah Nyentrik di Ambulu
Rumah Sudah Setengah Jadi Pun Dibongkar
Desain dan penataan rumah Pujiono terbilang tak lumrah.Dianggap aneh,namun di menyebutnya ada unsur seni dalam penataan rumahnya.KHAWAS,Jember
SIAPA pun akan merasa masuk ke dalam gua di tengah rimba belantara saat memasuki rumah Pujiono.Tumpukan batu-batu kecil yang direkatkan dengan semen kasar menjadi ciri khas rumah guru kesenian di sebuah SMA di Ambulu ini.Mulai dari dinding dan tiang terbuat dari campuran antara batu alam yang sengaja tidak ditata rapi.Tak ada pembagian ruang-ruang seperti kebanyakan rumah pada umumnya.Ruang tamu bisa berubah menjadi ruang tidur,demikian pula sebaliknya.Ada sebuah mobil tahun 1980-an tanpa balutan cat dihalaman rumahnya.Jika biasanya mobil di gunakan sebagai tunggangan dan gengsi,di rumah Pujiono fungsinya menjadi lain.sebab,mobil tua itu digunakan sebagai tempat menjemur baju dan nasi basi.Mobilnya sampai berkarat lantaran terpapar langsung hujan dan panas setiap hari.Pujiono mengaku memiliki kebiasaan yang tak biasa dibandingkan orang kebanyakan.Bahkan,banyak tetangga dan kawannya yang menganggap dirinya sebagai orang aneh.Dia sendiri maklum dengan sikap tetangganya tersebut."Ya memang saya aneh kok,"katanya,nyantai.Rumahnya yang unik itu dia desain dan buat seorang diri.Dia tidak percaya pada tukang bangunan kebayakan.Dulu,saat kali pertama membangun rumah,dia menggunakan jasa ahli bangunan.
Bisa Hidup Seatap dengan Dua Istri
Tetapi,lantaran tidak sesuai dengan imajinasinya,dia membongkar rumahnya yang sudah setengah jadi tersebut.Lantas,dia membangun sendiri kembali,"Hanya mengikuti imajinasi,"jawabnya,saat ditanya inspirasi desain rumahnya yang aneh itu.Meski demikian,dia mengaku bisa hidup kompak bersama anak-anak dan dua itrinya dalam satu rumah yang mirip hutan tersebut.Mungkin karena dibangun sendiri,dari luar tambak sekali dinding di rumahnya tidak simetris.Sekilas seperti rumah yang hendak roboh.Satu bagian dinding rumahnya tampak mleyot.Keanehan Pujiono tersebut tak hanya tampak pada bangunan rumahnya.Caranya bersikap pun tampak aneh.Dia mengakui,keunikannya sudah berlangsung lama semenjak kuliah.Pria lulusan Fakultas Seni Budaya IKIP Surabaya(sekarang Unesa)mengakui dirinya seniman.Dia mengaku penganut paham artistik.Sehingga,kecenderungan seninya adalah pada hal-hal unik.Tampaknya,kecenderungan artistiknya tersebut terbawa pula dalam aktivitas kehidupannya sehari-hari.Pujiono kerap tidak mau sejalan dengan kebanyakan orang.Ia tergolong orang yang anti mainstream dan kepa melanggar pakem.Akibat prinsipnya tersebut,Pujiono kerap bersinggungan dengan beberapa tetangganya."Contohnya kapan hari waktu peringatan 17 agustus,semua warga sepakat mengecat putih pagarnya.pagar saya tidak didesain untuk dicat karena ditumbuhi banyak semak.Akhirnya,beberapa warga membabati tumbuhan di pagar rumah saya,"akunya.Meskipun memiliki permasalahan sosial dengan para tetangga lantaran kebiasaan tak lumrahnya itu,Pujiono bisa hidup seleras dengan istri dan para anaknya.Dua anaknya diakuinya tertular kebiasaan anehnya tersebut.Sehingga,rumahnya tersebut memang dikenal sebagai rumah keluarga aneh.Hal menarik lain adalah Pujiono bisa menyatukan dua istrinya dalam satu atap.Ya,diakuinya,dia juga termasuk penganut poligami.Poligami baginya bentuk ketidaklumrahan lain saat ini.Dia berpandangan,agama dan tradisi nenek moyang tak pernah menganggap tabu poligami.Tabunya poligami itu karena pandangan kontemporer yang datangnya belakangan saja."WS Rendra poligami,pak Afandi juga poligami,ujarnya.Karena sifatnya yang aneh dan unik itu,pujiono mengaku kesulitan mengarahkan anak didiknya di SMAN Amulu untuk memahami seni artistik.Sebagai seniman,Pujiono memiliki toko idola,yaiti Afandi,pelukis aliran artistik asli Indonesia.Apa yang dijalaninya saat ini banyak terinspirasi oleh sosok Afandi."Saat ke bali bersama sopirnya,Pak afandi itulah dikira sopir karena dandanannya compang-camping.Ya itulah artistik,"jelasnya.
Pujiono mengaku.ketertarikannya pada seni diawali dari kehidupannya bersama sang kakek.Kakek adalah seorang seniman yang serba bisa."Kakek saya membuat ukiran rumah sendiri,membuat patung sendiri.Akhirnya saya pingin seperti kakek saya,"ungkapnya.(har)
Sumber:Jawa Pos Radar Jember 19 September 2016
Komentar
Posting Komentar