Teater Tradisi Pelaar Jembe Raih Pameran Terbaik

20 hari latihan,Tampil Totalitas Di Pentas
Pementasan Cerita legenda sogol dengan iringan musik patrol terpilih sebagai pameran terbaik.semangat mereka mengembangkan teater akan diberi wadah bernama Komunitas Teater pelajar Jember.

BAGUS SUPRIADI,jember

PADA 1956 lahirlah seorang anak kecil di Desa Tegal Banteng,Kecamatan Ambulu. Dia diberi nama sogol,sosok yang terkenal dengan keberaniannya dan tidak banyak bicara. Namun, Pria tersebut merupakan seorang pembunuh,suka bermain perempuan, dan merampok. Anehnya,hasil rampokan itu tidak dinikmati sendiri, Namun dibagi pada penduduk sekitar yang ditemuinya. Bagi warga miskin, sogol adalah seorang pahlawan.Tapi, bagi korbannya, dia adalah penyakit yang harus dilenyapkan."Kalau ayamku masih berkokok,Sogol ditembak atau dibacok pun tidak mati,"Kata Sogol, yang diperankan oleh M.Farid,siswa SMKN 1 Jember dalam pentas teater tradisi di Surabaya dalam Lomba teater HUT Jawa Timur. Ketidakadilan penjabat di tanah kelahirannya membuat Sogol bergejolak.Dia ingin membebaskan masyarakat dari kesewenangan aparat desa.Namun,upaya tersebut berbuah pahit. Singkat Cerita.


 Akan tampil di Institut Kesenian Jakarta


Ayam milik Sogol dibunuh,dia pun tertembak mati oleh peluru emas polisi Sutaman.Sogol merupakan cerita legenda Jember.Kisah tersebut dipentaskan oleh para pelajar Jember di Surabaya beberapa waktu lalu.Kolaborasi musik patrol dengan cerita tersebut mengantarkan delegasi Jember terpilih sebagai pameran terbaik dan juara harapan dua. Ada sekitar 20 peserta yang ikut bermain teater.Para pemainnya berasal dari SMKN 1 Jember,SMKN 4 Jember,SMA Pakusari,SMAN 1 Jember,SMAN 5 Jember, dan SMA Muhammadiyah Jember."kami latihan selama 20 hari hampir setiap malam untuk mempersiapkan lomba,"Kata Dimas Zhulfa Ciputra,ketua tim lomba. Menurut dia,latihan yang terus-menurus dilakukan membuat para pelajar tersebut paham dengan masing-masing karakter.Sehingga ketika mementaskan Sogol,mereka lebih menjiwai.Bahkan,sebelum tampil di surabaya,mereka masih tetap latihan."Kami tampil pada nomor 4 di antara 33 Kabupaten di jawa Timur,"akunya. Mereka tidak bisa melihat penampilan teater pelajar dari daerah lain karena tidak diberolehkan.saat naik ke atas pentas,mereka lupa dengan segalanya,yang mereka ingat hanya karakter tokoh masing-masing dalam cerita Sogol. para pelajar tersebut tampil selama 25 menit.Mereka bermain secara total.Apalagi,di iringi dengan musik patrol yang menarik."kami sudah yakin bakal meraih prestasi karena memang tampil secara total,"ucapnya. Prestasi itu menjadi penyemangat bagi para pegiat teater di sekolah tersebut.Menariknya,mereka akan di tampil di insitut Kesenian Jakarta(IKJ),sebelumnya,akan di pentaskan di Gedung PKM Unej,"Ke sana ingin menampilkan karya teater kami,"tambahnya.teater para pelajar dari enam sekolah itu akan menjadi embrio dari pegiat teater di sekolah lain.Mereka akan membuat wadah Komunitas Teater Pelajar Jember.sehingga,menjadi wadah bagi siswa yang memiliki bakat teater."ini sebagai bentuk Kaderisasi Kesenian teater pada pelajar,"Kata soni Cimot,Ketua I Dewan Kesenian jember(DKJ).Cimot menilai,regenerasi teater di kalangan pelajar sudah seharusnya dilakukan.sehingga, bisa menghidupkan Jember melalui kreativitas anak muda.Prestasi tersebut mendapat dorongan dari kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember serta Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember.Mereka akan disediakan sekretariat bersama sebagai tempat Komunitas Teater Pelajar Jember.Nantinya,kata Sony,akan ada pusat informasi teater.Tamu dari luar kota yang memiliki Keinginan untuk melalui teater Jember bisa datang ke tempat tersebut.sehingga,bisa memperluas akses para siswa yang suka dengan seni teater.
Dia menambahkan,Sogol diangkat dalam lomba tersebut karena memang cerita legenda asli Jember.Banyak pesan yang terkandung di dalam kisahnya.seperti tentang kebaikan,kejahatan,kepedulian dan bhakti kepada orang tua,"Misal,senakal apapun anaknya,sang ibu tetap memiliki Kasih Sayang,"Tambah De Venty, yang berperan sebagai embok sogol. Kasih ibu Memang sepanjang Masa. Tak peduli anaknya sebagai perampok,pembunuh,atau lainnya.Demikian pula dengan anak,tidak boleh melupakan jasa orang tua.
Melalui pementasan tersebut,Diharapkan lahir para pegiat teater muda dari sekolah di Jember.Sehingga bisa melestarikan kekayaan budaya dan tradisi yang ada.seperti menjaga cerita legenda yang ada. (c1/har)

Sumber Jawa Pos Radar Jember 16 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar