Wido Asya Putra,Drummer Muda Dengan Prestasi Nasional

Latihan sejak TK,Masuk Sekolah Favorit karena Prestasi Drummer

Tidak banyak yang tahu ternyata ada bakat yang luar biasa bidang musik di Jember.Namanya bahkan sudah banyak dikenal di kalangan musisi karena pernah menjadi juara nasional.Ini tidak lepas dari latihan dan kerja keras yang dilakukan oleh Wido Asya Maulana Putra sejak-sejak dini.

RANGGA-JUMAI,
Jember

DENGAN lihainya,stik drum yang ada ditangannya dimainkan berputar-putar diatas jemarinya.Desekali anak muda ini memainkan atraksi dengan stik tersebut yang membuat orang di sekitarnya kagum.Dengan gesitnya dirinya menggebuk drum set yang ada di depannya tanpa ampun,sehingga menciptakan irama yang enak untuk didengarkan meskipun tanpa alunan alat musik lainnya.Meskipun sudah cukup mahir,dengan senyum khas muda yang malu-malu pun terlihat usai dirinya mendapatkan apresiasi banyak pihak atas atraksinya.Ya,dialah Wido Asya Maulana Putra,drummer muda dengan prestasi nasional.Pasalnya,sejumlah penghargaan sudah diraih anak muda kelahiran Jember 4 September 1999 silam ini dari bidang nggebug drum ini.Tidak tanggung-tanggung,pada 2013 lalu,siswa SMAN 2 Jember dalam Festival Rock Nasional bukan hanya mengantarkan grup band-nya Stakato juara.Wido secara pribadi sempat di nobatkan sebagai drummer terbaik nasional.


Anggap Main Drum Refresing Hilangkan Capek


Bahkan,kini bakatnya diakui kancah musik rock,baik tingkat regional Jember,Jawa Timur dan Nasional.Namun,sejumlah prestasi yang kini diraihnya ini bukan dengan sim salabim.Wido mengatakan semua dilakukan dengan tempaan dan kerja keras untuk bisa menghasilkan prestasi yang terbaik.Putra bungsu pasangan Ari Suryanto dan Nur Faida ini ternyata sudah melakukan perkenalan dengan alat musik drum ini sudah sejak masih duduk di bangku TK."Dulu saat baru masuk TK,dia sudah main musik dengan mukul-mukul barang yang ada di rumah,"ucap Nur Faida,sang ibu menceritakan awal perkenalan Wido dengan drum.Akhirnya kedua orang tuanya membelikan mainan seperangkat drum untuk dibuat latihan.Ternyata,tidak beberapa lama sudah rusak karena hampir setiap hari digebuk oleh Wido kecil.Karena melihat bakat yang dimiliki sang anak,kedua orang tuanya pun memberikan les di sebuah tempat les musik."Awalnya tidak bisa masuk karena anaknya masih terlalu kecil.katanya kaki tidak nyampe kalau di alat musik drum,"ucap Farida.
Akhirnya Wido baru bisa merasakan les saat dirinya duduk di TK Besar Saat sudah sedikit tinggi.Tapi di tempat les ini tidak lama karena merasa tidak puas hanya diajari menggebuk drum dasar.Akhirnya setelah menemukan guru les yang tepat,bakat Wido terus berkembang.Dirinya pun mengaku terus berlatih karena memang ingin benar-benar menjadi drummer."Setiap ada kesempatan sejak TK sudah berlatih drum,"ucap Wido yang juga alumni SMPN # Jember ini.Bahkan,sejak TK itu dirinya terus mengembangkan bakat.Bahkan,saat dirinya duduk di kelas 1 SDN Jember Lor 1 sudah membentuk grup band."Nama-nya Reality.Dulu dengan teman kecil-kecil,"ucap warga perumahan Gebang Griya Permai E-1 ini.Lalu kelas 4 SD juga membentuk grup band Zenit.Dan kini di SMA membentuk grup Stakato.Dirinya mengakui meskipun sering mengikuti kejuaraan festival musik hingga ke sejumlah daerah,diakuinya masih ada rasa grogi.Bahkan,saat ikut festival nasional dirinya juga masih merasa grogi."Saat itu hendak di syuting pas atraksi,pernah lepas stiknya.Untung setiap mau manggung ada stik cadangan di depan jadi tidak sampai merusak irama seluruh band,"ucapnya tertawa.Berkat prestasi dan keberhasilan membawa nama Jember dalam festival musik hingga ke tingkat Nasional,wido mengaku dirinya sudah merasakan manfaatnya."Diterima di sekolah favorit idola saya karena prestasi menjadi drummer,"ucapnya tersenyum.Sehingga dirinya pun dapat belajar di sekolah yang sudah diimpikan sejak kecil.
Penggemar drummer Echa Soemantri ini mengaku akan terus bermain drum hingga dirinya merasa capek."tapi saat main drum ini refresing.Jadi capek-capeknya hilang,"ucapnya.(hdi)


Sumber:Jawa Pos Radar Jember 24 September 2016




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar