MFJ,Komunitas Film yang Dibentuk Pemuda Jember

Tampilkan Premiere Film Pendek Bertajuk Jember Love Story

Menggarap film bukan lagi hanya milik rumah produksi.Para pemula yang memiliki bakat dengan modal pas-pasan,juga memiliki kesempatan berperan.Seperti yang dilakukan para anggota komunitas Masyarakat Film Jember.

RULLY EFENDI,Jember

SEMUA anggotanya masih berusia muda.Selain muda,mereka warga asli Jember.Memiliki rasa cinta yang tinggi pada fim dan Jember,mereka pun kemudian sepakat membentuk komunitas film.Mereka memberinya nama Masyarakat Film Jember(MFJ).Anggotanya masih belum terlalu banyak.Jika dihitungbaru ada belasan orang.Penggagas pertamanya tiga orang,yakni Bobby Rahadyan,Bima Satrya,dan Andi Faisal.Ketiganya bertemu di sebuah acara workshop pelatihan sinematografi,yang digelar Kantor Pariwisata jember.Komunitas film itu dibentuk sejak juni 2016 lalu.Namun launching-nya baru selasa(13/9)kemarin.Masih berumur 3 bulan,komunitas itu sudah mampu menampilkan premiere film pendek bertajuk:Jember Love Story.Sebuah film pendek bertemakan cinta,namun tetap tidak meninggalkan karakter yang kuat tentang Jember.Sejumlah sisi soal Jember seperti landmark.



Siap Berafiliasi dengan Kelompok Kerja Sinematografi


ikon dan sesuatu yang bersifat kearifan lokal,tampil dalam bingkat kreativitas film karya anak muda Jember.Para praktisi dan pecinta film serta sinematografi itu,sengaja memilih cerita soal Jember.Sebab mereka menginginkan adanya pengakuan,bahwa masyarakat Jember memiliki potensi dan bakat besar di dunia perfilman."Bahkan sebenarnya potensi dan bakat itu di Jember sudah terbentuk dan ada,"ujar Bobby,sekretaris MFJ. Tidak hanya sekedar diakui ada.namun mereka lebih menginginkan adanya plakat dan klaim,supaya karya film lokal menjadi salah satu konten kreatif produk seni dan kebudayaan.Sehingga akhirnya,bisa memberi dampak baik secara mental,maupun finansial kepada para pelakunya.Merasa belum cukup dengan tiga punggawa pertamanya,tiga praktisi perfilman Jember lainnya seperti,Muhammad Rizky Setiawan,Enggar Liebryandamu Wijar-nako,dan Nay Syrazi,ikut bergabung di MFJ.Mereka pun semakin solid.Bahkan para pendiri MFJ siap berafiliasi dengan kelompok kerja dan studi tentang film dan sinematografi.Tidak heran kemudian,Jika keenam pendiri itu bisa memproduksi 6 film pendek tentang"Jember Love Story."
Semakin solid,karena komunitas film itu mampu membagi tugas antar anggotanya.Semua potensi anggota disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing.Apalagi mereka memiliki visi besar,seperti mengangkat semua potensi yang masuk dalam konten film.Pembagian tugas dilakukan mulai dari penulisan naskah cerita film,musisi,desainer grafis,make up,fashion,serta konten lain yang berkaitan dengan perfilman.Semua diasah di komunitas yang bermarkas di Perum Mastrip Jember."Sesungguhnya peran di balik layar juga sangat penting,"tutur Bobby.
Bobby bersama MFJ meyakini bahwa film merupakan produk kesenian yang paling kompleks yang bisa melibatkan banyak komponen.Tentu,bicara soal pembiayaan juga tidak sedikit.Namun mereka tidak merasa kesulitan,sebab konsep patungan dilakukan oleh para founder.Selain itu,beraliansi dengan pihak lain seperti musisi backsound musik,mereka lakukan dalam setiap penggarapan film.Bahkan,talent lokal selalu menjadi prioritasnya dalam menggarap film pendek.Alasannya,supaya hasilnya lebih tampak original.Patungan tidak selesai dalam penggarapan film perdananya pun,hasil dari merogoh kocek masing-masing angotanya.Meski demikian,mereka tetap bangga.Sebab mereka yakin,sejumlah instrumen industri film kreatif bakal lahir dari rahim komunitasnya.(rul/c1/hdi)


Jember:Jawa Pos Radar Jember 16 September 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar