Cerita Para Penulis ijazah di SMKN 5 Jember

Kali Pertama nulis Gemetaran karena Takut Salah

Menulis ijazah bagi sebagian orang dianggap biasa.Tetapi tidak bagi sejumlah penulis ijazah SMKN 5 Jember.Tulisan itu relatif indah.Bahkan harus diarsir pakai pensil dulu,agar tidak salah.

NARTO,Jember

MENULIS ijazah siswa yang lulus sekolah ternyata bukan perkara mudah.Butuh ketelitian dan ketelatenan serta kesabaran luar biasa,karena tulisan dalam ijazah tidak boleh salah.Berbagai cara dilakukan para penulis ijazah agar tidak salah saat menulis ijazah dengan tulisan tangan.Tiga penulis ijazah dari SMKN 5 Jember brcerita pengalamannya menulis ijazah milik siswa SMKN 5 Jember.Bahkan mereka juga menulis ijazah siswa SMK Swasta yang gabung dengan SMKN 5 Jember.Penulis ini adalah umi Suryati Soemar SPd,Ninit Kurniawati R STP,serta Achmad Nurcholis,sekretaris Waka Kurikulum SMKN 5 Jember.Meski hanya urusan menulis ijazah,ternyata tidak semua sekolah diberi kewenangan menulis ijazah sendiri.Sekolah swasta yang belum terakreditasi tidak boleh menulis ijazah siswanya sendiri.Tulisan tangan ijazah sekolah swasta yang belum terakreditasi dititipkan kepada kepala sekolah penyelenggara ujian nasional(Unas)


Dulu Tonjolkan Tulisan Indah,Sekarang yang Penting Jelas dan Terang


Hampir semua sekolah negeri memiliki kewenangan untuk menulis ijazah lulusannya sendiri dan lulusan sekolah swasta.SMKN 5 Jember setidaknya memiliki sebelas penulis ijazah untuk melayani setiap tahunnya.'Menulis ijazah itu tidak semudah yang dibayangkan.Pertama kali saya menulis sampai gemetaran karena takut kalau salah,"ungkap Umi Suryati Soemar SPd,salah satu penulis ijazah senior SMKN 5 Jember.Karena ijazah itu disimpan seumur hidup.Umi,sapaan karib guru kelahiran 1969 itu menjelaskan bahwa menulis ijazah ada aturan yang mengikat."Ada petunjuk teknisnya.Tulisan tangan harus mengacu pada juknis yang ada,"imbuhnya.Juknis tersebut,terkadang ada perubahan dari tahun sebelumnya."Kalau dulu tulisan ijazah harus indah.kalau sekarang yang penting jelas dan terang,tidak harus berukiran indah seperti dulu,"imbuh guru Kimia SMKN 5 Jember tersebut.Selain itu,ada aturan khusus untuk tulisan nama,sekolah atau angka-angka dalam ijazah siswa SMK.Dia mengaku beban yang emban bersama beberapa penulis ijazah senior SMKN 5 Jember cukup berat."Saya bersama Bu Muara Suprapti SPd,dan Dwi Retna W MPd kebagian menulis ijazah dari siswa SMK swasta.Bebannya lebih berat karena data siswa SMK swasta kadang tidak sama,"imbuhnya.Untuk mengatasi itu,dia dakang menyediakan data pembanding untuk siswa."Kadang datanya tidak lengkap,ada ijazah SMP siswa tanpa nama ayah dan ibu,"imbuhnya.Selain data dari sekolah juga mengacu pada ijazah SMP.Sebab,data ijazah dari SD,SMP sampai SMA/SMK atau MA harus sama.Tidak boleh beda.Umi mengaku,membutuhkan waktu khusus agar tulisan ijazahnya tidak salah."Sering kali ijazah saya bawa pulang,saya kerjakan saat fresh agar tidak ada yang salah.Kalau sampai salah bisa-bisa saya tidak tidur semalaman,"ungkapnya.Untuk itu,kalau ada data yang meragukan akan di konfirmasikan ke sekolah asal dan dibandingkan dengan data yang lain.Sementara Ninit Kurniawati,guru jurusan mekanisasi pertanian SMKN 5 Jember mengaku butuh kosentrasi tinggi menulis ijazah."Konsentrasi harus pe uh sehingga harus ada waktu khusus untuk menulis ijazah.Sebab,tulisan tangan ijazah tidak boleh salah karena ijazah dipakai terus,"imbuhnya.Dia mengaku jarang membawa ijazah yang akan ditulis ke rumah."Sangat jarang ijazah saya bahwa pulang karena saya punya anak kecil sehingga malah susah menulisnya.Biasanya yang saya bawa pulang ijazah yang perlu dihapus pada tulisan pakai pensil,"imbuhnya.Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember(FTP Unej) itu mengaku ada pulpen khusus untuk menulis ijazah."Untuk nama ketebalan ujung tintanya 06,untuk tulisan SMK 03 dan tulisan lainnya seperti angka atau yang lain 01,"imbuhnya.Semua ijazah ditulis pakai pensil dulu.Setelah itu dilakukan pengecekan data masing-masing siswa."kalau sudah dicek ulang maka baru ditulis dengan pulpen yang sudah disediakan.Pertama kali menulis ijazah ya takut banget kalau sampai salah,"imbuhnya.Untuk itu,butuh kesabaran dan ketelitian untuk menulis ijazah."Harus benar-benar teliti.Tidak hanya jelas dan terang saja tetapi harus sesuai kaidah juknisnya.Kalau sampai salah bisa pajang urusannya,"imbuhnya.Karena itu,saat menulis ijazah dicarikan waktu yang longgar dan fresh.Menurut Ninit,yang agak sulit ejaan berapa nama yang tidak sama.Misalnya nama Muhammad,Mochamad atau Mohammad.Banyak siswa yang ada nama Muhammad nya.Tetapi ejaannya tidak sama.Kalau tidak teliti bisa salah menulisnya karena mirip-mirip.Yang agak susah kalau namanya panjang sampai lima atau enam suku kata.Padahal,kolom yang tersedia untuk nama sangat terbatas."Kalau namanya pajang harus disiasati.Tulisannya dibuat kecil yang panjang dan jelas dan terang.Tetapi itu tetap butuh kejelian saat menulis,'terangnya.Sementara Achmad Nurcholis sekretaris waka kurikulum SMKN 5 Jember menjelaskan,para penulis ijazah akan di-briefing dulu sebelum memulai pekerjannya."Ada briefing dulu karena bisa jadi ada aturan baru atau berbeda untuk penulisan ijazah dibandingkan tahun sebelumnya,"terangnya.Dia menjelaskan,tahun 2016 ini ada 1.158 ijazah yang ditulis para penulis ijazah."Tahun ini ada 848 ijazah siswa SMKN 5 Jember ditambah 310 dari siswa SMK Swasta yang masuk tanggung jawab SMKN 5 Jember,"imbuhnya.Dia menjelaskan,SMKN 5 Jember memiliki 11 penulis ijazah.Antara lain Umi Suryati Soemar SPd,Yenny Roosdiana P SPd,Muara Suprapti SPd,Dwi Retna W MPd,Ninit kurniawati STP,Arum Tri Agustina SPd,Nurfarida Kusumastuti SPt MP,Illa Sukmasari SPd,Totok Waspromono SPd,Wahyu Ekawati SPd MPd,dan Kurnia Wijayanti Bahar SSI.(hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 27 September 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar