Bersih-Bersih SembariMenjajal Rafting di Sungai Mayang

Air Dikendalikan Lima Dam, Pemandangan Sangat Mempesona
Sungai Mayang selama ini dikenal hanya sebagai sungai yang terkeruk potensi pasir dan batunya.
Namun, ternyata sungai ini menyimpan potensi yang cukup besar. Yakni dengan sensasi rafting alias berarung jeram di sungai yang mengalir di sana.


 RANGGA-JUMAI,jember

WARGA yang ada di sepanjang Dam Kebongunung, Desa Karangrejo,Mayang, tampak sudah berkerumun di sekitar dam tersebut sejak pagi. Tentu saja, hal ini membuat warga sekitar semakin ramai yang datang, karena biasanya jika ada ramai-ramai ada kabar duka yakni orang yang terbawa arus sungai.



  Jarak 4,5 Km Ditempuh selama Lima Jam

Namun, kali ini berbeda. Mereka berkerumun hanya karena ada pemandangan baru. Ratusan warga sejak pagi berkumpul di pinggir dam itu  rupanya untuk melihat perahu karet yang ada di sungai itu. perahu itu milik PMI Cabang Jember. Mereka menggunakan beberapa perahu karet dan ban ukuran besar, dalam rangka melakukan kegiatan membersihkan sampah-sampah yang ada di kali mayang itu.
  Kegiatan itu juga melibatkan ratusan tenaga juru pengairan danj Ka UPT di tiga kecamatan, puluhan relawan PMI, termasuk Kepala Dinas PU pengairan Joko santoso. Hari Ulang Tahun PMI Jember dilakukan dengan melakukan aksi bersih-bersih Sungai Mayang yang dilaksanakan pada 22 September lalu. Namun, dalam aksi bersih-bersih ini sekaligus mengekspolor sungai besar tersebut.
Tentu saja, keseruan muncul sembari aksi bersih-bersih sampah dan juga rumput liar yang ada di sepanjang sungai tersebut.

Apalagi, aksi mereka juga diikuti oleh warga yang ada di sepanjang aliran sungai itu. Bahkan, aksi menyusuri sungai dengan perahu karet ini benar-benar di lakukana hingga ke hilir
   Sejumlah petugas dan juga relawan yang ikut dalam perahu pun merasakan layaknya melakukan aksi rafting atau berarung jeram di alam bebas. Mereka juga kadang terombang-ambing aliran sungai yang deras. Namun cukup memuaskan semua yang ikut sehingga aksi bersih-bersih yang melelahkan hilang berganti keseruan.
"pemandangan di pinggir sungai sangat bagus," ucap sumarno, sekretaris Kecamatan Mayang yang ikut naik perahu karet dalam kegiatan itu. selain itu, di awal-awal bisa melihat pemandangan desa yang cukup asri di kanan kiri sungai dengan pepohonan hijau.
Sementara, di dekat pusat pemukiman pusat kecamatan di suguhi pemandangan pemukiman padat yang cukup menarik mata
 Dirinya mengatakan memang dalam ekspedisi kemarin berlangsung cukup lama. Meskipun  hanya mellewati 4,5 km , menurut Sumarno,  diakuinya membutuhkan waktu hingga sekitarlima jam. Sehingga benar-benar bisa menikmati pemandangan dari rute yang di lewati. Hal inilah yang membuat yang melewati pun berdecak kagum.
Tetapi, perjalanan menjadi lama sebenarnya selain melakukan aksi arung jeram, juga melakukan aksi bersih-bersih juga. peserta sekaligus mengangkut sampah yang ada di tengah sungai. para relawan ini juga membabat ranting, rumput dan berbagai hal yang lewat di sungai itu. "Sungainya kini memang cukup bersih dibandingkan sebelumnya. Sudah bagus,"  ucapnya.
Sumarno mengatakan, dalam kegiatan itu Sungai Mayang bisa digunakan dengan perahu karet.
"Karena hanya satu dam, yakni Dam Kebongunung yang di buka," ucap Sumarno. Sedangkan yang melewati sungai Mayang ada lima dam.
Oleh karena itu, debit air yang kemarin tidak terlalu besar sehingga cukup aman untuk digunakan untuk menyusuri sungai dengan perahu karet.
Yang jelas, antusiasme masyarakat di sekitar sungai tersebut kemarin cukup bagus. Bahkan, masyarakat menyambut positif sosialisasi kebersihan ditunjukan dengan menyusuri sungai itu. Dirinya berharap program bersih-bersih sungai ini tetap digalakkan termasuk larangan dilarang membuang sampah. "Bersih-bersih ini bagus, kalau bisa sebulan sekali dilakukan," ucapnya
Namun, pihaknya tetap memberikan peringatan jika memang nantinya ada pihak yang berteriak untuk meng-exsplore potensi sungai Mayang untuk di jadikan olahraga rafting, arung jeram dan sebaganya. Pasalnya, debit air sungai Mayang kadang juga sulit diprediksi dan sangat bergantung dengan daerah-daerah sekitarnya.
Misalnya saat di Mayang cerah, namun di Solo atau Ledokombo hujan deras, wilayah Mayang harus siaga. "Kadang tiba-tiba mengalir air bah yang besar.
Makannya masyarakat mengatakan sungai gileh (gila,red),"ucap sumarno. Sehingga,harus hati-hati dan terus memantau di lima dam yang ada. Dengan demikian, bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. (c1/har)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember 2 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar