Supandi,Kolektor Ribuan Benda Kuno di Arjasa - Copy

Punya Mesin Jahit Tahun 1892 sampai Batu suiseki

Barang jadul memiliki nilai keindahan tersendiri bagi para penghobi benda klasik.Selain barang yaing cukup unik,juga semakin lama enda tersebut semakin mahal.

BAGUS SUPRIADI,Jember

TAK disangka,koleksi benda antik dan unik miliki Supandi hampir memenuhi dua rumahnya,di jalan Argopuro No 1 arjasa.Bahkan di teras rumah,benda-benda klasik itu menjadi pemandangan yang tak bisa dihindari.Mulai kursi klasik,sepeda unik serta beberapa ukiran kuno lainnya.Di atas teras rumah,banyak lampu-lampu menarik dengan berbagai macam model,yang di gantung.Lalu saat membuka pintu rumahnya yang sengaja dijadikan tempat koleksi benda kuno,seperti disuguhkan dengan laboratorium barang klasik.Setiap sudut ruangan itu memang penuh dengan benda yang antik.Di ruangan pertama.Supandi menata ratusan telepon klasik,mesin ketik kuno,mesin jahit,alat timbang kuno dan barang jadul lainnya."Jumlahnya tak terhitung,sudah mencapai ribuan,"katanya pada Jawa Pos Radar Jember.Semua benda itu dikumpulkan sejak tahun 2011 lalu.Hal itu dilakukan Supandi karena dia memang hobi mengoleksi benda antik.

Bisa Jadi Obat Anti-Stress

Padahal,semua barang itu hanya berawal dari benda kuningan kecil."Waktu itu diminta teman karena tertarik,"ucapnya.Karena memiliki ketertarikan yang tinggi,ayah dari tiga anak itu berburu benda antik.Mulai dari pasar di Jember,Bondowoso,Situbondo,dan Banyuwangi hingga ke berbagai daerah seperti Semarang dan Jakarta.Kegiatannya mengumpulkan benda antik juga karena menguntungkan.Barang yang sempat dibelinya,terjual dengan harga yang berkali lipat."Misal saya beli seharga Rp 10 ribu,kalau dijual bisa laku Rp 15 ribu,"ungkapnya. Dari sana pria kelahiran 10 Februari 1955 tersebut mulai gencar mencari benda antik.Tak membutuhkan waktu yang lama,karena mudah menemukannya dari para pemburu dan pengepul barang antik.Sekarang,pensiunan pegawai di Pemkab Jember itu tak perlu lagi berburu benda antik.Setiap ada barang yang mau di jual,tinggal menghubungi dan melihat bendanya.Bahkan bisa dikirim melalui jasa pengiriman.Diantara benda koleksi yang dimiliki Supandi,terdapat mesin jahit sekitar tahun 1892.Mesin jahit itu berbeda dengan yang lain,tampak sangat kuno.Sedangkan benda yang lain,banyak yang tidak terdeteksi tahun pembuatannya.Selain itu,ada juga batu Suiseki yang disusun dengan rapi,terutama di pinggir gazebo di dalam rumahnya.Supandi sudah mengkoleksi batu tersebut sejak tahun 1982,jauh sebelum mengumpulkan benda antik.Karena merupakan pengrajin bonsai.Supandi mengaku sulit tidur jika melihat benda antik dan tertarik untuk dibeli.Sedangkan harganya tidak cocok.Apalagi,barang yang dilirik itu termasuk barang yang langka."Jam 12 malam terkadang nekat berangkat untuk membeli barang yang ditaksir tersebut,"ungkapnya.Diakuinya,koleksi dengan jumlah banyak tersebut dengan hanya mencicil.Tetapi juga membeli dalam jumlah yang banyak atau nebas.Apalagi,harganya lebih murah."Ada kolektor yang sudah meninggal,barangnya dijual semua,"terangnya.Sekarang,setiap ada pembeli yang tertarik dengan benda koleksinya,Supandi terbiasa mengirim melalui jasa pengiriman.Bahkan,pembelinya berasal dari berbagai daerah,seperti Bali,jakarta dan kabupaten antar provinsi.Benda yang sudah tersusun dengan rapi di rumah Supandi tersebut tidak memerlukan perawatan yang mahal.Ketika beli,cukup dibersihkan satu kali,setelah itu dibiarkan.Karena semua koleksinya benda mati.Disamping itu,meskipun rumahnya dipenuhi dengan benda kuno,tak ada hal yang berbau mistis.Semua itu tergantung keyakinan dari masing-masing orang.Meskipun ada keris,radio dan lainnya.tak hanya karena hobi,tetapi ada manfaat lain yang dirasakan dari mengkoleksi benda antik.Yakni terapi kesehatan."Ini membuat lebih tenang,obat stress,"ujarnya.Setiap sumpek,dirinya selalu membersihkan benda-benda tersebut.
Benda-benda itu kembali mengajarkan tentang masa lalu.Ada perjuangan para nenek goyang dalam menjalani hidup.Seperti bepergian dengan sepeda onthel dengan jarak yang cukup jauh."Ini juga untuk mengenang sejarang orang dulu,"pungkasnya.(c1/hdi)


Sumber:Jawa Pos Radar Jember 18 September 2016