Melihat Kreativitas Komunitas Perfilman(Koper)IAIN Jember

Gebrakan Pertama Bikin film The journey of Kopi rakyat

Kopi bukan sekedar asal seruput.tapi ide dan kreasi yang terpenting.Dari secangkir kopi,muncul kreativitas dan gagasan brilian.salah satunya film pendek soal folosofi kopi yang di garap oleh mahasiswa IAIN Jember.

BAGUS SUPRIADI,Jember

SUATU malam,Agung Dwi Raharjo ketua komunitas perfilman(Koper)IAIN Jember sedang nongkrong di warung kopi.Namanya Kopi Rakyat.Disana,dia berbicara dengan pemilik warung tentang kopi.Ternyata,40 persen hasil dari warung tersebut diberikan pada petani kopi.Salah satunya dengan membeli kopi yang dipanen oleh rakyat.Sebagai mahasiswa yang senang dengan perfilman,istingnya peka.dia tertarik dengan konsep yang disampaikan oleh sang pemilik kopi.Ada nilai manfaat yang dilakukan meskipun hanya menjual kopi.Yaitu membantu para petani.Pria yang akrab disapa Agung itu ingin membuat film,karena sebelumnya sudah ada enam film yang dibuat.Mulai dari film horor,budaya,nasional,cinta dan lainnya."setelah ngopi,kami mulai berdiskusi dengan teman-teman Koper,"tambahnya.Dia melihat apa yang dilakukan oleh warung kopi rakyat sangat menarik.



Kru Jatuh di Silo,Produksi Film Tertunda


Karena memberikan manfaat bagi orang lain.Saat hendak membuat film tentang kopi rakyat,Agung dan kawan-kawan mendapat dukungan dari warung kopi itu.Bersama 20 timnya yang merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Jember,mahasiswa Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI)tersebut mulai melakukan riset,membentuk tim,lalu memproduksi film.Saat survei lokasi pembuatan film di kebun Silosanen Kecamatan Silo,anggota tim sempat terjatuh dari sepeda motor di Kecamatan Mayang.Sehingga harus menunda pembuatannya,Baru setelah hari raya Idul Fitri,proses pembuatan Film digarap."Pembuatan juga melibatkan warga Silo,"ujarnya.Film kopi rakyat yang dibuatnya bercerita tentang seorang lelaki yang merupakan Barista datang ke Kebun kopi untuk melihat langsung kondisi petani.Dalam perjalanan pulang,dia bertemu dengan petani kopi yang hendak pulang.Lalu pemuda itu menghampirinya dan mengantarkan ke rumah."Sampai di rumahnya,dia lalu ngopi dengan petani,"tuturnya.Ketika hendak pulang,sang petani memberi oleh kopi-kopi.Lalu dia pulang dan meneruskan perjalanan."Kami tidak terlalu banyak menggunakan dialog,tapi menyampaikan pesan,seperti nilai kemanfaatan dari dua orang itu,antara petani dan pemuda,"Jelas Agung.Pesan dakwah dalam film itu adalah manusia yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain.Sebab,ketika pulang ke warung kopi yang dibuat oleh pemuda itu,dia mengajak masyarakat dari berbagai kalangan,mulai dari tukang becak,pedagang dan lainnya untuk minum kopi gratis."Kami lebih banyak ilustrasi gambar dan penekanan narasi,"tegasnya.Bahkan,yang ikut bermain dalam film tersebut adalah ketua PCNU Jember,Gus aab,menjadi Iman saat sang Barista mampir di musala untuk salat.Film pendek dengan durasi tujuh menit itu memiliki banyak pesan.Meskipun hanya dibuat dalam jangka satu bulan."Film ini diundang untuk diikutkan festival dan roadzhow di lima kafe di Surabaya,"aku Agung.Pembuatan film pendek yang dilakukan oleh Agung dkk hanya ingin menciptakan karya.Sebab,para komunitas perfilman merupakan para penghobi film.Berdirinya komunitas itu karena kesukaan pada film yang dibuat oleh Agung pada Mei 2015 lalu.Tak sengaja,dirinya membuat vidio lalu di tonton oleh teman-teman yang lain.Mereka semua tertarik dan mulai membuat film.Bahkan hampir semua festival telah diikuti."Teman-teman merespon bagus film yang saya buat,ada empat film karya saya,dan tiga film bersama teman-teman,"Jelasnya.Melihat ketertarikan teman kampusnya,Agung harus berbagi cerita tentang ilmu perfilman.Dia mengajak agar anggota komunitas yang sekarang berjumlah 25 orang itu untuk belajar bersama.Mulai dari belajar ilmu film,diskusi serta praktek membuat film."itu dilakukan seminggu sekali,"tandasnya.(hdi)


Sumber:Jawa Pos Radar Jember 25 september 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar