Padi Ceri,Program Terobosan Mahasiswa untuk Atasi Kurang Gizi

Sebulan Bisa Tambah Berat Badan Bayi 1 Kilogram

Lima mahasiswi PSIK Universitas Jember bikin terobosan dengan membuat Program Padi Ceri untuk mengatasi masalah gizi buruk .Hasilnya lumayan.Satu bulan bisa menambah

berat badan bayi gizi buruk sampai 1 Kilogram.

NARTO,Jember

LIMA mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember ini berhasil membuat program khusus untuk mengatasi masalah kurang gizi.Namanya Pos kader Ibu

Cermat gizi yang disingkat Padi Ceri.

Lima mahasiswa tersebut adalah Dwi Yoga Setyorini,Talitha Zhafirah,Fiqri Nur Latifatul Qolbi,Rizky Bella Mulyaningsasi,dan Neneng Dwi Saputri.Pelaksanaan program

Padi Ceri dibimbing oleh Hanny Rasni Skep Mkep,dosen PSIK Unej.

Menurut Talitha Zhafirah,Padi Ceri adalah program yang dirancang membangun kapasitas petugas kesehatan dan para kader posyandu.Dalam memberikan konseling pemberian

makanan bayi dan anak untuk mencegah kekurangan gizi pada balita.Kegiatan yang dilakukan antara lain sharing informasi kesehatan,pembudidayaan tanaman pangan

keluarga,pelatihan pembuatan makanan alternatif seperti nugget ontong,brownies singkong,



Demo Masak dengan Manfaatkan Seluruh Potensi Alam Desa


es krim ubi dan lain-lain,serta pemeriksaan status gizi balita.
  "Dalam pelaksanaan,kami berkoordinasi dengan Puskesmas jelbuk,bidan desa beserta perangkat desa lainnya,"tutur Talitha.

Program Padi Ceri yang digagas oleh lima srikandi PSIK ternyata berbuah positif.Selama periode pelaksanaan Maret hingga Juli 2016,dari enam balita yang tergolong

mengalami gizi buruk tersisa hanya dua orang saja.Sementara untuk balita berstatus gizi kurang yang semula tercatat delapan balita,kini tinggal enam orang."Dari

hasil pengamatan kami,rata-rata setiap balita berat badannya bertambah 300 gram sampai 1 kilogram per bulannya,"tambahnya.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menangani kejadian gizi kurang Di Desa Panduman,Kecamatan Jelbuk."Seperti yang bisa kita ketahui bahwasanya balita dengan gizi

kurang bisa berdampak pada tumbuh kembangnya.Hal ini sangat penting diperhatikan,jika balita yang awalnya gizi kurang lalu menjadi gizi buruk nanti tumbuh kembangnya

terhambat dan anak-anak sering sakit-sakitan,"imbuhnya.

Dengan program Padi Ceri,Ibu sebagai orang terdekat dengan anak diharapkan memiliki peran aktif.Serta memiliki pengetahuan yang baik akan status gizi anaknya.
"Selama program Padi Ceri diantaranya pembentukan kader ibu cermat gizi,pelatihan kader mengenai gizi balita,demostrasi memasak bersama kader dan ibu balita

khususnya yang memiliki balita status gizi kurang atau balita bawah garis merah,"ujar Neneng Dwi Saputri.

Kegiatan demostrasi memasak dilakukan dengan memanfaatkan potensi alam yang ada diDesa Panduman.Beberapa contoh makanan yang dibuat diantaranya,nugget ontong(janting

pisang),siomay sayur,brownies singkong,telur gulung sayur,dan pentol lele."Selain itu juga dilakukan pembuatan kurang gizi,dimana mahasiswa bersama kader dan ibu

balita menanam bibit sayur bersama agar nantinya ibu-ibu mudah mendapatkan bahan makanan yang digunakan untuk memasak makanan bergizi untuk anaknya.

Dari pengamatan mereka,kejadian balita kurang gizi juga terjadi di Jember,khususnya di Kecamatan Jelbuk yang ternyata paling banyak memiliki permasalahan gizi

dibandingkan kecamatan lainnya,khususnya balita kurang gizi.

Gizi balita merupakan faktor yang sangat penting karena berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan balita.Balita dengan gizi buruk memiliki risiko sering terkena

penyakit.Dwi bersama Talitha Zhafirah,Fiqri Nur Latifatul Qolbi,Rizky Bella Mulyaningsasi,dan Neneng dwi Saputri sepakat menjalankan program Padi Ceri di Dusun Bacem

dan Sumbercadik,Desa Oanduman,Kecamatan Jelbuk.

Fiqri Nur Latifatul Qolbi menjelaskan,mengakui tidak mudah menjalankan program Padi Ceri.Sebab,anggota timnya banyak yang tidak bisa bahasa Madura."Kendalanya tentu

bahasa.Warga Panduman hampir semua berbahasa Madura,"imbuhnya.Selain itu,jalan menuju ke lokasi juga kurang baik.

Inisiatif mahasiswi PSIK Universitas Jember disambut hangat oleh Kepala Desa Panduman,Winarko.Dirinya berharap program Padi Ceri terus berlanjut dan

berkembang,sehingga pengetesan balita gizi buruk dan gizi kurang dapat tercapai,tidak hanya didesanya saja namun juga diseluruh desa lainnya di kecamatan

jelbuk."Dengan program Padi Ceri,warga beserta kader kesehatan di Desa Panduman ini bisa tahu bagaimana cara memasak yang baik dan benar,"kata winarko.

Ide dan hasil kerja keras para mahasiswi PSIK ini mendapatkan apresiasi dari kemenristekdikti,buktinya program Padi Ceri berhasil maju ke ajang Pekan Ilmiah

Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB),tanggal 8 sampai 11 Agustus 2016 nanti.Program Padi Ceri maju untuk kategori Program

Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat(PKM-M).Nantinya duta kampus Tegal boto ini akan berkompetisi dengan 143 wakil dari perguruan tinggi negeri dan

swasta dari seluruh Indonesia.(c1/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 18 Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar