Abdullah;Spesialis Urus Konflik Aliran Kepercayaan dan Keagamaan

Pernah Dihajar Warga saat Tangani Robbani

Pekerjaan Abdullah tidak pernah tampak di publik.Tetapi,apa yang dia lakukan samgat penting dalam mencegah dan menyelesaikan konflik aliran kepercayaan dan keagamaan yang kerap diwarnai aksi kekerasan.

HARI SETIAWAN,Jember

DI suatu malam,sebuah panggilan di telepon genggam Abdullah berdering.Dari sang atasan di Kantor Kementrian Agama(Kemenag)Jember.Di Ujung telepon,bosnya menyuruh Abdullah segera ke Sumbersari,sebuah"Pesantren"dirusak warga.

Abdullah bergegas.Dengan cepat dia berganti pakaian,lalu naik kendaraan menuju lokasi yang disebut atasannya.Dia diminta atasannya segera mengecek lokasi,karena Kemenag di Jakarta sudah mendengar adanya perusakan"pesantren"bernama Robbani itu.

Setiba di lokasi,dia melihat massa masih berkerumun.Tanpa banyak pikir,dia langsung masuk area"Pesantren."Dia tidak sadar bahwa tindakannya itu memancing perhatian massa.Tanpa banyak tanya,beberapa orang mendatanginya dan mencengkeram kerah bajunya.Beberapa orang lainnya menyusul dengan melayangkan bogem dan pukulan ke kepala dan tubuhnya.


Banyak Dibantu para Penyuluh Agama dan Guru Ngaji


Melihat hal itu,seorang intel Kodim 0824 Jember merangsek ke kerumunan orang yang mengeroyok Abdullah."Intel itu berusaha membubarkan massa dan bilang kalau saya ini dari Kenag,yang berusaha menyelesaikan masalah disana,"kata abdullah,mengenang peristiwa tiga tahun lampau itu.

Mengurusi konflik,membuat Abdullah kerap berhadapan dengan resiko yang tidak ringan.Bahkan,nyawa harus dipertaruhkan.Sebab,beberapa tahun lalu dia juga pernah harus lari pontang-panting menyelamatkan diri saat menghadapi kelompok massa bersenjata tajam."Saya sampai harus ganti dan beli baju supaya bisa menyamar,"kenangnya.

Selama lima tahun menjabat sebagai Kasi Bimbingan Masyarakat(Bimas)Islam,Abdullah adalah sosok di balik layar yang banyak menangani persoalan aliran kepercayaan dan keagamaan Jember.Bertahun-tahun lamanya,Abdullah hanya keliling menjadi Kepala Kantor Urusan Agama(KUA) Di Panti,Kalisat,Patrang,dan beberapa kecematan lainnya.

Pekerjaan Abdullah sekarang tidak banyak diketahui orang.Di setiap penyelesaian konflik aliran kepercayaan dan keagamaan Jember,Abdullah selalu hadir di dalamnya bersama unsur yang lain,Seperti Majelis Ulama Indonesia(MUI),Tim Koordinasi Pakem Kejaksaan Negeri Jember,Polres Jember,maupun Forum Komunikasi Umat Beragama(FKUB) Jember.

Dari hari ke hari,persoalan yang ditangani Abdullah makin rumit dan kompleks.Selalu saja ada laporan yang masuk ke mejanya mengenai aliran kepercayaan,bahkan yang sesat."seperti aliran gelang merah di kecamatan Mumbulsari,saya yang ikut menyelesaikan dengan ulama yang lain.Akhirnya pengikut aliran gelang merah syahadat kembali,"kata Abdullah.

Bermunculannya aliran kepercayaan yang aneh,bahkan sesat,menurut dia,tidak lepas dari lemahnya pemahaman masyarakat terhadap Agama.Dalam banyak kasus,orang yang men jadi pengikut aliran sesat hanya ikut-ikutan alias menjadi pengikut tanpa didasari pemahaman yang benar.

Karena pemahaman yang dangkal,mereka merasa mendapat hal baru sat ada orang menawarkan ajaran yang dianggap menarik."Karena,beberapa aliran sesat itu ada yang menawarkan janji-janji manis.Ikulah mereka ke aliran itu,"terangnya.

Di lapangan,Abdullah tidak sendirian.Dia mengaku banyak dibantu peran kepolisian,TNI,kejaksaan,maupun para ulama dan tokoh masyarakat."Kami di Kemenag ini hanya fasiliator.Soal sesat tidaknya sebuah aliran,itu bukan Wewenang Kemenag,Melainkan ada di MUI,"terang pria berkumis ini.

Dengan maraknya konflik aliran kepercayaan dan keagamaan,dia berharap pemerintah memberikan dukungan yang memadai Termasuk,urusan anggaran.Tidak jarang,Abdullah kerap mengeluarkan dana pribadi untuk keperluannya menyelesaikan urusan di Lapangan.

Soal anggaran,Abdullah pernah cerita.Suatu saat,Kemenag di Minta memediasi dua kelompok aliran yang bertikai.Karena tidak ada anggaran,dia berterus terang ke pejabat Bakesbangpol Jember agar menyediakan konsumsi."Kemenag sediakan kantor dan listrik.Bagaimana lagi,di kantor tidak ada anggaran kegiatan semacam ini,"akunya,sembari tersenyum.

Beruntung,dalam melakukan pekerjannya Abdullah tidak sendirian.Dia banyak dibantu para penyuluh agama dan guru ngaji di Lapangan.Setiap ada kelompok aliran dan keagamaan yang meresahkan,Mereka langsung lapor ke Abdullah.(c1/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 12 Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar