Menengok Persiapan Intan Ayundavira, Salah Satu Peserta Family Carnival JFC

Putra Pertama Jadi Peserta Termuda Sepanjang Sejarah JFC

Tahun ini, Jember Fashion Carnaval menambah satu tema even baru yaitu family carnival. Tiga keluarga akan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga mereka, untuk beraksi di runway. Uniknya, salah satu keluarga juga akan mengajak anaknya yang baru berusia delapan bulan!

LINTANG ANIS BENA, Jember

DENZELL Jefashka Obaja Ezekiel belum genap berusia satu tahun. Namun eksistensinya di dunia fashion carnaval akan dimulai pada perhelatan Jember Fashion Carnaval tahun ini. Bocah cilik ini akan turun ke runway VIP bersama kedua orang tuanya, Intan Ayundavira dan Arbillsan Sako Marpaung.

Turunnya bayi berusia delapan bulan ini menjadi tantangan bagi kedua orang tuanya mauoun ofisial Jember Fashion Carnaval sendiri. Sebab, ini merupakan kali pertama ada balita yang ikut dalam perhelatan karnaval berkelas internasional tersebut. Selain itu, perhelatan family carnival pun baru digelar tahun ini.

Family carnival merupakan salah satu terobosan JFC yang diluncurkan pada tahun ke-15 penyelenggaraan JFC. Konsepnya adalah mengikutsertakan seluruh anggota keluarga ,milai dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.



Tampilkan Kreasi Kostum Buatan sendiri


"ini pertama kalinya di Jember,ada karnaval yang diikuti oleh seluruh keluarga,'ujar Intan ayudavira ketika ditemui di kediamannya,di kawasan Gunung Batu.

Nantinya,seluruh anggota keluarga akan mengenakan kostum sesuai dengan tema JFC tahun ini yaitu Revival.Tahun ini akan ada tiga keluarga yang turut serta dalam family carnival.Mereka adalah keluarga Intan Ayudavira yang merupakan desainer terkenal di Jakarta,Hendy rendrawan yang merupakn salah satu tim JFC,serta guest star keluarga Anang dan ashanti.

Ketiganya akan tampil khusus di VIP runway dan menampilkan kreasi kostum buatan sendiri.Bagi Intan,ini menjadi tantangan baru."Kalau biasanya membuat satu kostum JFC cukup ribet,ini harus membuat tiga kostum sekaligus,"akunya.

Terjun sebagai talent JFC Bukan menjadi hal yang baru bagi sulung dari dua bersaudara ini.Intan tidak pernah absen sejak perhelatan JFC pertama pada tahun 2003 hingga saat ini.jejaknya kemudian diikuti oleh sang adik,tiara Dinda yang Juga menjadi salah satu model profesional sekaligus leader di defile garuda tahun ini.

Tahun lalu,kata dia,keaktifannya di JFC hanya sekedar tim backstage karena masih hamil anak pertama.kemudian setelah Denzell lahir,Dynand FAriz,founder sekaligus presiden JFC mengutarakan keinginannya untuk mengajak Denzell sebagai peserta termuda di JFC."Saya pikir hanya omong-omong biasa,ternyata sungguhan karena ada konsep family ini,"ujarnya sembari tertawa.

Ia dan Arbill,sang suami segera mempersiapkan konsep kostum yang akan mereka kenakan.Hal ini cukup menantang,karena Denzell masih berusia delapan bulan dan dikhawatirkan belum bisa memakai aksesoris yang berlebihan.Kostumnya pun dicarikan pakaian yang biasa digunakan oleh pria kecil tersebut sehari-hari.

Setelah memiliki satu putra ,kesibukan Intan di JFC tak lantas berhenti.Tahun ini dia juga bertindak sebagai koreografer dan juri penilaian kostum peserta.Intan mengaku cukup kewalahan,apalagi Denzell masih belum lepas dari ASI."Jadi harus pintar-pintar nyuri waktu untuk bikin kostum,di sela-sela mengurus anak,'kata Intan.

Jika demikian,Tugas Arbillah yang menggantikan Intan Mengasuh si kecil.Seperti pada saat proses mengecat kostum,Arbill membawa Denzell keluar agar tidak terkontaminasi bau cat yang menyengat."Kadang malah cuma ketemu mamanya waktu menyususi,setelah itu dikasihkan ke saya lagi dan mamanya lanjut bikin kostum,"selorohnya.

Intan juga menjadi desainer dan pemilik label fashion Arlina di Jakarta ini memang merancang sendiri seluruh kostum,aksesoris,serta pernak-pernik yang ditempelkan di stroller milik Denzell.Dengan tema defile Woods,kereta dorong putranya berubah menjadi hutan yang rimbun.Di hiasi dengan aksesoris ranting pohon dan dedaunan hijau cerah,seakan menunjukkan kesegaran ekspresi Denzell.

Sementara Arbill akan mengenakan kostum yang menampakkan hutan yang terbakar,dengan aksen hitam kecoklatan dan merah yang melambangkan bara api.Sementara Intan Sendiri mewakili bentuk hutan yang baru bersemi."Seluruh tema ini melambangkan kebangkitan hutan setelah mengalami kebakaran oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,hingga menjadi pepohonan yang rimbun,"tuturnya.

Tantangan lain adalah menghilankan kekhawatiran Denzell akan'memakan'pernak-pernik yang ditempelkan dipakaiannya.Untuk mengantisipasi hal tersebut,seluruh manik-manik pelengkat aksesorisnya sengaja dijahit dengan kuat."Kalau hanya dilem,khawatir bisa ditarik dan mudah lepas,"lanjut Arbill.

Persiapan kostumnya baru dimulai setelah Intan dan Arbill tiba di Jember pada awal Agustus lalu.Selama ini Intan menjalankan bisnis fashion di Jakarta,dan membuka beberapa outlet seperti di Tebet,Pondok Indal Mall,dan Pacific Place Jakarta.Sementara Arbill juga bukan merupakan sosok yang asing di JFC.Di jakarta,dirinya mengorganisir talent dan even yang digelar oleh JFC."Termasuk roadshow ke luar daerah,"imbuhnya.

Karena terbilang cepak,kostumnya pun tampak simple meskipun tampak simple meskipun tetap garang.Arbill mengaku berat kostum yang akan dia gunakan di pre event grand carnival tidak terlalu besar,hanya sekitar kilogram."Sementara milik Denzell kita fokuskan ke detail di stroller dan sepatu,supaya tidak mengganggu kenyamanan pakaiannya,"lanjutnya.

Pada rangkaian JFC tahun ini,keluarga kecil ini akan tampil selama dua hari di kegiatan pre event,yaitu pada JFC Artwear Carnival dan Grand Carnival.Beruntung family carnival ini hanya akan berlangsung di VIP area saja."Nggak kebayang kalau harus jalan sampai finish,"kata Intan seraya tertawa.

Namun demikian mereka tak kapok ingin mengikuti even serupa tahun depan.apalagi jika Denzell sudah bisa berjalan dengan lancar.
 "Kita bisa memakai kostum yang sedikit lebih rumit,selama masih nyaman.Kita bagaimana even ini nanti,"pungkas Intan.(hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 24 Agustus 2016 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar