Erwin Saputra,Pelukis Selotip Kertas Pertama Asal Wuluhan

Mimpi Kuliah di London untuk Membanggakan Warga Jember

Berusia muda bukan harus antri untuk menyandang sebutan seniman.Bahkan karena masih berusia muda,sejumlah prestasi harus diukir dengan tajam.seperti pelukis muda asal Desa Tanjungrejo,Kecamatan Wuluhan,yang berambisi bisa kuliah di London.Seperti apa?

RULLY EFENDI,Jember

DUA warna dalam bingkai.Hitam lebih mendominasi ketimbang putih.Namun,warna putih yang mempertegas gambar dalam bingkai tersebut.Bukan sekedar lukisan.Karena gambar tersebut.Bukan sekedar lukisan.Karena gambar terbuat  dari slotip kertas.Sebuah alat perekat yang berbentuk seperti pita.

Meski hanya dari slotip,namun hasil lukisannya menyerupai model dalam gambar.Tak heran,banyak yang mengagumi buah karya putra daerah asli Jember itu.Sejumlah artis pernah mengabdikan gambarnya,di lukisan berpola baru tersebut.Bahkan,Ani Yudhoyono,juga pernah mengapresiasi lukisan yang menggambarkan dia dan suaminya,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY).

Pelukis muda itu berasal dari Dusun Krajan Kulon,Desa Tanjungrejo,Kecamatan Wuluhan.Dia bernama Erwin Saputra.Disebut muda,karena dia masih berumur 23 tahun.



Lukisan Bergambar SBY dan Ani Jadi Viral Medsos


Bahkan,dia baru lulus kuliah di jurusan Seni rupa Murni,Fakultas Ilmu Budaya(FIB),Universitas Brawijaya,Malang.

Sebelum kuliah di Malang,anak tunggal itu dikenal sebagai seniman lukis yang aktif di sanggar seni rupa Panji Laras Ambulu.Bahkan,dia pernah menjabat jadi ketua di sanggar seni rupa,yang diakuti sejak dia duduk di bangku kelas X SMAN Ambulu."Sebelum masuk sanggar,saya malah belum menekuni seni rupa,"akunya.

Merasa nyaman menjadi pelukis,dia pun ingin lebih serius mempelajari seni yang kini menjadi hobinya.Tidak heran kemudian,dia memilih jurusan seni rupa murni di kampus tempatnya kuliah."Seleksi jalur undangan tak lolos.Saya coba ikut ujian reguler.akhirnya bisa lolos,"katanya.

Menjadi anak dari keluarga miskin,membuatnya ngos-ngosan kuliah dengan biaya tinggi.Terlebih,dia harus menjadi anak rantau.Belum lagi menjadi anak broken home.Sehingga kehidupan kampusnya harus dia bisa menerima beasiswa Bidik Misi susulan.

Subsidi kuliah dari negara,ternyata tidak mampu menutupi semua biaya kehidupannya di Malang.Erwin harus hidup prihatin.Tinggal di pondok pesantren demi menghindari kos yang mahal.Dia pun pernah nyambi menjadi penjual es teh di kampusnya.Meski ujungnya,dia harus merugi karena dagangannya yang dijual di kantin kejuruan,tidak ada yang mau membayar.

Sempat menyerah berwirausaha.Baru bangkit,setelah temannya menyadarkan tentang potensi yang dimiliki.Dia pun disarankan menjadi pelukis.Tanpa modal hanya pamer keterampilan.Menjadi pelukis sepatu dan sketsa wajah edisi terbatas,pernah dia lakukan untuk menyambung hidup.Meski awalnya,ongkos lukisan karyanya hanya dihargai Rp 14 ribu.

Dia pun sadar,kekuatan media sosial(medsos)mampu mengangkat reputasinya sebagai pelukis muda pendatang baru.Mulai dari facebook,twitter,hingga instagram,dimanfaatkan untuk mempublikasikan hasil karyanya.Sampai akhirnya,karya lukisan bergambar SBY dan Ani Yudhoyono,menjadi viral di medsos karena mendapat pujian langsung ibu negara saat itu.

Berkat perhatian istri Presiden SBY tersebut,dia sering menjadi langganan narasumber talk show diberbagai televisi nasional."Hampir semua televisi nasional pernah mengundang saya di acara mereka,"akunya dengan nada bangga.Sampai artis sekelas Mario Teguh,pesulat Demian,sampai pemain sepak bola Ahmad Bustomi,pernah menjadi pelanggan setia lukisannya.

Erwin Saputra,dikenal lebih unggul.Karena selain mampu melukis dengan selotip kertas,dia juga mampu melukis dengan pola scrible.Sebuah lukisan dengan coretan tinta.Bahkan yang terakhir,dia juga mulai fokus menjadi pelukis 3 dimensi.

Pelukis yang mengidolakan almarhum aktivis HAM Munir Said Thalib,ingin melanjutkan kuliahnya di London.Di sengaja,memilih tugas akhirnya di kampus dengan tema sang idola.Sebab kelak jika usulan beasiswa pasca sarjananya di London bisa lolos,dia bisa menyampaikan bahwa di Indonesia pernah dimiliki perjuangan HAM yang luar biasa.

Selain itu,dia rela harus tinggal di Kampung Bahasa Inggris,Pare,Kediri,supaya kemampuannya berbahasa Inggris semakin tajam.Sebab yang ikut mendorongnya kuliah ke Eropa,karena kelak dia ingin membanggakan tanah kelahirannya Kabupaten Jember."Saya yakin banyak tokoh yang akan lahir dari Jember,"tuturnya.(rul/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 28 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar