Melihat Persiapan Tim Drum Band Jelo 1 di Dua Even Nasional
Persiapan Mendadak,Kostum Tak Lebih dari Rp 500 Ribu
SDN Jember Lor 1 mengukir sejarah baru dengan partisipasinya sebagai defile pembuka JFC Kids Carnival.Dengan persiapan yang singkat,32 Siswa mampu tampil gemilang.Mereka juga didapuk untuk menjadi pembuka even Mata Najwa on Stage.Seperti apa hiruk pikuk persiapan para pelajar SD ini?LINTANG ANIS BENA K,Jember
SEJAK pagi,pulahan siswa SDN Jember Lor 1 sudah berkumpul dihalaman sekolah.Mereka tak henti-hentinya berlarian disekitar kelas,sembari menunggu giliran untuk dirias.Sementara para orang tua juga telah stand by dengan berbagai perlengkapan marching band yang menumpuk di sudut ruangan.
Kostum Murah Sesuai Standar JFC
Hanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga 32 siswa ini sudah siap dengan riasan lengkap di wajah mereka.Semangat anak-anak yang sebagian besar baru duduk di kelas empat sampai enam ini semakin terpancar,ketika guru pendamping meminta mereka untuk bersiap dan mulai bergerak ke Alun-alun Jember.
32 Siswa dan siswi SDN Jember Lor ini menjadi penampil pertama dalam pembukaan Jember Fashion Carnaval(JFC)kategori kids carnival.Ini kali pertama kelompok drum band tersebut tampil pada even semacam ini.
"Tantangannya lebih besar,karena kita tidak hanya tampil di satu tempat tetapi berjalan hingga 700 meter,"ujar koordinator ekstrakulikuler SDN Jember Lor 1,Sri Intyastuti.
Dirinya mengaku persiapan anak-anak terbilang mendadak.Sepertinya,wacana JFC mengajak drum band berjuluk jelo 1 itu sudah disampaikan sejak tiga bulan yang lalu.Namun sri tak lantas melakukan persiapan,Sebab masih belum ada surat resmi yang dilayangkan ke sekolah.
"selain itu setiap malam kalau saya lewat alun-alun ada kelompok yang berlating marching band.Makanya saya pikir tawaran itu sudah dialihkan ke kelompok lain"akunya.
Pucuk dicinta ulam tiba,satu bulan sebelum pelaksanaan even tersebut Jelo 1 didatangi oleh Perwakilan dari JFC untuk mengikuti latihan bersama seluruh talent.Bagai dikejar waktu,pihaknya segera mengumpulkan seluruh wali murid untuk mempersiapkan anak-anak."Kita juga bentuk tim kecil yang terdiri dari 10 guru untuk kegiatan operasionalnya,"lanjut Sri.
Tak berhenti sampai disana,pihak Metro TV yang kebetulan hendak mengadakan acara besar yaitu Mata Najwa on Stage(MOS) juga mengirimkan surat yang meminta Jelo 1 di pre event MOS,Tentu saja undangan ini membuat Sri dan pelaksana lainnya terkejut sekaligus senang."karena evennya berdekatan,kita juga harus memperhitungkan stamina anak-anak,"ujar Linda Mei saraswati,salah satu pelaksana drum band Jelo 1.
Mereka,bersama anggota pelaksana lainnya,segera merancang konsep penampilan anak-anak.Beruntung tim drum band yang telah terbentuk sejak tahun 2009 ini sudah mmemiliki konsep musik yang akan ditampilkan."Di latihan rutin setiap sabtu,kita memoles lagu yang akan dibawakan.Kemudian satu bulan sebelum hari H kita tingkatkan latihannya tiga kali dalam sepekan,"lanjut Linda.
Yang menjadi masalah tentu kostumnya.Dalam satu bulan mereka harus mempersiapkan 32 kostum ya ng sederhana,tidak rumit,namun juga standar JFC.Inilah tantangan lain yang dihadapi oleh tim pelaksana.
Linda mengaku terkejut ketika mencari sendiri bahan pernak-pernik yang digunakan sebagai aksesoris pelengkap.Sebab harganya cukup tinggi.Namun setelah total,dirinya lebih terkejut lagi,"satu kostum hanya menghabiskan sekitar Rp 250 ribuan,"katanya.
Seluruh rancangan kostum disiapkan oleh pihak JFC,sementara pembuatannya diserahkan oleh tim pelakasana.Karena itu Linda dan Sri serta guru-guru yang lain cukup kerepotan membuat kostumnya.
"Kita menggambar pola sendiri diatas matras,kemudian digunting dan cat sendiri.Kalau diperhatikan,antar kostum pasti tidak sama persis,karena tangan yang menggambar juga sangat banyak makanya pasti beda-beda motif detailnya,"selorohnya sembari tertawa.
Yang membuat ketar-ketir,pada saat pelaksanaan grand jury seluruh kostum masih belum selesai.Hanya tiga kostum saja yang sudah siap untuk dipresentasikan di hadapan Dynand Fariz dan juri lainnya."Itu pun masih banyak revisi,ada yang salah pemasangannya.akhirnya kita bongkar lagi kostum-kostum lain yang setengah jadi,'kenangnya.
sri dan Linda sengaja meminta panitia JFC untuk mempersiapkan rancangan kostum yang minimalis.Karena mereka khawatir anak-anak mengalami kesulitan ketika perform dengan kostum tersebut."Selain rancangan dari desainer JFC,kita tambahi beberapa aksesoris lain,"imbuhnya.
Ini juga kali pertama Jelo 1 harus tampil tidak hanya di satu tempat tetapi berjalan hingga SMPK Santo Petrus Jember yang menjadi finish JFC Kids Carnival,dengan menggunakan kostum.Selama ini tak pernah ada penilaian untk kostum yang dikenakan."Penilaiannya hanya di alat saja,"kata Linda.
Yang patut diacungi jempol adalah performance 32 anggota drum band Jelo 1 selama penampilan di dua even besar.Tak tanggung-tanggung,kedua even tersebut menerapkan standar internasional.
Namun rupanya mental para siswa sudah terasah.Bahkan sebelum ini mereka pernah tampil dalam drum band battle melawan mahasiswa Politeknik Negeri Jember."Meskipun hanya mendapat juara tiga kala itu,tapi kita tetap apresiasi karena mereka berlaga di kategori umum yang diikuti peserta seluruh tingkat pendidikan,"kata Sri.
Bahkan menjelang pelaksanaan JFC Kids Carnival,salah seorang siswa yang baru sembuh dari sakit tifus ngotot ikut penampilan Jelo 1 di kedua even.Sri sempat ketar-ketir,karena takut siswa itu kolaps di tengah jalan."Tapi semangatnya menimbulkan kekuatan tersendiri,dan dia bisa ikut JFC serta MOS tanpa gangguan apa pun,"ujar Sri.
Beruntung seluruh wali murid peserta drum band mendukung kegiatan tersebut.Kostum yang sudah dipakai pada dua even,bahkan dibawa pulang oleh masing-masing anak."Sampai-sampai kita nggak punya prototype yang bisa di simpan di sekolah,"canda Sri.(c1/hdi)
Sumber:Jawa Pos Radar Jember 31 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar