Mengintip di Balik Panggung Pecah Rekor Mata Najwa
Mulai Relawan Hingga Kampus Bergerak Mencari Penonton
Mimpi Bupati Jember, dr Faida, MMR untuk memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) terkait acara Mata Najwa, akhirnya terwujud. Sedikitnya 35.000 pengunjung memadati stadion Jember Sport Garden (JSG) untuk menonton Mata Najwa On Stage pada Sabtu malam (27/8), kemarin.RULLY-SHODIQ,Jember
TAK mudah mendatangkan ribuan massa ke suatu acara tanpa imng-iming imbalan rupiah atau benda menarik. Tapi itulah yang terjadi pada Sabtu malam Minggu lalu di Stadion JSG, Ajung, Jember. Sejak sore hari, ribuan massa, khususnya kalangan mahasiswa dan pelajar, naik sepeda motor berbondong-bondong menuju stadion terbesar di Jember tersebut. Padahal acara Mata Najwa baru dimulai pukul delapan malam.
Mereka takut tidak kebagian tempat, karena banyaknya pengunjung yangtelah mengantongi tiket gratis melalui pendaftaran online. Apalgi informasinya, kapasitas tempat duduk hanya 20.000-an, sementara tembus angka 30.000-an
Panitia Sempat Pesimistis karena Kampus Libur
Itu belum termasuk yang daftar secara offline(membawa tiket langsung)dari rumah,karena disediakan oleh panitia,tanpa mendaftar via online.
Ada empat pintu utama di stadion JSG.Namun hanya dua yang dibuka.Sedangkan pintu di kursi tribun,hanya sebelah timur yang dimanfaatkan.Sengaja tribu barat ditutup rapat,karena didepannya terpasang panggung Mata Najwa.
sisi tribu memang Kompak.setiap penonton berseragam lengkap.saat didekati,mereka ternyata para mahasiswa yang terhormat.Setiap kampus terlihat mengambil tempat.Saat panitia menghitung ,ada sekitar 10 ribuan mahasiswa.Belum lagi ditambah pelajar sekitar dua ribuan orang.
Masih belum lengkap,karena banyak penonton duduk tanpa alas dan atap.Sedangkan di bawah tenda,ada lansia dan difabel yang diperlakukan begitu terhormat. Pukul 19.00 tepat, panitia menyebut sudah ada 35 ribu penonton lengkap. Perwakilan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) kemudian mencatat, Mata Najwa On Stage Jember memang hebat.
Perempuan perwakilan Muri pimpinan Jaya Suprana, berani memberi sertifikat pemecahan rekor penonton talk show terbanyak di Indonesia. Bahkan dia bakal memproses rekor dunia. Sebab yang dia ketahui sampai saat itu, penonton talkshow terbanyak ada di Mata Najwa on Stage Jember.
Putra Nababan,tampil ke atas panggung menerima sertifikat rekor Muri. Dia mewakili televisi penyelenggara Mata Najwa. Selain pemimpin redaksi (Pemred) Metro TV tersebut, Bupati Faida juga mendapat sertifikat yang sama. Puluhan ribu penonton pun berhagia. Karena mereka terlibat di dalamnya.
Namun di balik itu semua, ada sejumlah warga Jember yang begitu aktif ikut berperan menyukseskannya. Mereka di sebut sebagai panitia lokal. Meski apnitia, tak ada struktur di dalamnya. Semua bergabung di dalam grup WhatsApp (WA). Anggotanya, mulai dari wartawan, warga biasa, pejabat, praktisi, politisi, hingga wakil bupati.
Mereka selalu berkorrdinasi. Bahkan tidak takut berambisi. Berani pecah rekor Muri, mulai grup WA Jember Bangkit yang mereka isi. "Banyak dinamika yang kami bahas di grup WA itu," kata salah satu anggota grup WA, Gembong Konsul Alam.
Ketentuan pendaftar online,sempat membuatnya ciut nyali.Karena penyelenggara membatasi,satu email hanya untuk satu pendaftar yang terregistrasi.Padahal masyarakat desa,tidak semua mengerti.Memiliki alamat email,itu tidak pasti."kami memfasilitasi.Membuatkan email sampai benar-benar terregistrasi,"akunya.
Sudah berjalan sekitar 300 pendaftar online yang dia fasilitasi,Gembong mengaku tak kuat lagi.Sebab dia harus membuat email berkali-kali.Sampai akhirnya dia beranikan diri.Mengeluh di grup WA yang dia ikuti."setelah saya mengeluh,ternyata juga banyak yang merasa sama,"tuturnya.
Pihak Metro TV kemudian menyepakati.Bisa membuka sistem pendaftaran lagi.Mereka menyebut pendaftaran offline.sistem pendaftaran offline ada yang yang mengkoordinatori.Mereka disebut leader.Seorang leader itu yang nantinya mencatat pendaftar by name by address.Selain itu juga harus dilengkapi nomor induk kependudukan(NIK).
Pola door to door menjadi salah satu strategi.Mereka ikut melakukan promosi.Bahkan,masyarakat yang gagap teknologi,mereka bantu mengisi daftar offline."Mereka cukup menyerahkan KTP.Mendapatkan tiket kami yang membantunya,"imbuhnya.
Ponimim Tohari juga memiliki cara yang hampir sama.Bahkan dia rela memobilisasi masa dari desa per desa.Menyediakan kendaraan pengangkut masa,dia lakukan untuk 500 peserta.Semua lengkap dengan ikat kepala bertulis Mata Najwa."Wilayah Ambulu kami garap bersama Pak Camat,"akunya.
Sebelumnya,pada awal pertemuan rencana gebyar Mata Najwa di Pendapa Wahya Graha wibawa,Bupati Faida sengaja mengundang pemimpinan perguruan tinggi yang ada di Jember.Juga sejumlah kepala sekolah dalam wilayah kota.Hasilnya,masing-masing perguruan tinggi hanya siap menghadirkan mahasiswanya anatara 500 hingga 1.000 orang saja.Sebab,saat pelaksanaan Mata Najwa,kondisi kampus masih sepi,lantaran belum masuk kuliah.
Beruntung,sejumlah perguruan tinggi negeri seperti Unej,IAIN,Poltek,sudah mulai ada kegiatan mahasiswa baru.Sedangkan perguruan tinggi swasta umumnya belum ada kegiatan mahasiswa baru.sedangkan perguruan tinggi swasta umunya belum ada kegiatan.Tak heran,jika dari sekitar 20.000 mahasiswa yang diprediksi datang hanya mampu"memasok"separohnya saja."Maklum di kampus kami,perkuliahan baru September nanti'ujar Abdul Hadi,rektor Universitas Islam Jember (UIJ).(c1/sh)
Sumber:Jawa Pos Radar Jember 29 agustus 2016
Halo kak, artikelnya menarik dan menginspirasi cek website kami juga kak Pabrik Mesin Air RO Malang
BalasHapus