Menengok Kiat Desa Sadar Pajak di Karanganyar Ambulu

Ciptakan Peta Pajak,Libatkan Semua Perangkat Desa

Tidak mudah memobilisasi masyarakat sadar membayar pajak.Apalagi di desa.Namun tidak dengan Desa Karanganyar,Kecamatan ambulu.Sudah 20 tahun lamanya,di desa itu masyarakatnya sudah sadar pajak.Seperti apa?

RULLY EFENDI,Jember

DUA Lembar kertas ukuran folio,ditempel di ruang kerja perangkat Desa Karanganyar,Kecamatn Ambulu.Bentuknya sangat sederhana.Seperti skema data yang dibuat manual.Meski hanya lembaran ala kadarnya,namun ternyata,dari sana wajib pajak bisa terkontrol maksimal.Lembaran itu disebut peta pajak bumi bangunan(PBB)Desa Karanganyar.Berkat peta pajak itu pula,desa setempat tak pernah nunggak membayar pajak.Bukan hanya setahun dua tahun.Bahkan sudah berjalan sekitar 20 tahun lamanya."Selain peta realisasi pajak,tentu ada sistem dan cara lain yang kami miliki,"tutur Kepala Desa(Kades)Karanganyar,Sunaryo.Salah satu kunci suksesnya sebagai desa sadar pajak,karena keterlibatan semua jajaran perangkat desanya.Semua bekerja.Mulai dari Kepala dusun(Kasun),kepala urusan(Kaur),hingga RW dab RT juga bekerja'turun gunung'memungut pajak.


Sosialisasi Door to Door Dengan konsep Selaturahmi


Bahkan sang Kades pun juga ikut bekerja menagih pajak ke warganya.Meskinya semua terlibat memungut pajak,tentu ada pembagian kerja yang jelas di masing-masing petugas bentuknya.Tujuannya supaya tidak terjadi tumpang tindih tanggung jawab kerja.Salah satu kontrolnya bisa dipantau di peta pajak milik desanya."Warna orange ini baku pajak,sedangkan yang hijau realisasinya,"kata Sunaryo,sambil menjelaskan pola kerja peta pajaknya.Mengajak seluruh jajaran perangkat desa giat menagih pajak,diakuinya tidak mudah.Karena harus ada stimulus yang mampu menggerakkannya.

Salah satu perangsang yang paling mujarab,membagi rata hasil reward dan insentif yang diterima desa karena realisasi PBB 100 persen.Tentu,pembagiannya harus sesuai dengan hasil kerja setiap personal.Sehingga perangkat saling berlomba-lomba menagih pajak,"pungkasnya.Pembagian reward dan insentif diakuinya lumayan besar diterima para perangkat desa karanganyar.Apalagi dengan realisasi pungutan pajak 100 persen dengan baku Rp 220 jutaan,sedikitnya desanya bisa menerima rp 32 Juta."Semuanya kami bagi.Kecuali saya yang tidak menerima bagian,"akunya sambil tersenyum.

Sunaryo menyadari,seberapa hebat petugas pemungut pajak dan sistem yang dimiliki,namun masyarakat tidak sadar pajak,maka realisasi pajak di desanya juga tidak bakal optimal.karenanya,membuat masyarakat sadar pajak,dia harus membalas dengan pelayanan publik yang prima.Salah satunya dengan pelayanan administrasi hanya cukup 5 menit.Sosialisasi pun dia lakukan dengan konsep door to door yang dibingkai silaturahmi.Semisal ada potensi wajib pajak yang'nakal'tak mau membayar pajak,dia datangi ke rumahnya sambil memberi penjelasan,tentang pentingnya pajak bagi pembangunan bangsa termasuk desanya."Sebelum berangkat memungut pajak,tentu semua perangkat harus lunas terlebih dahulu.

Sebagai tauladan,"katanya.Sehingga tak heran,selama Sunaryo menjabat Kades 9 tahun dan 11 tahun sebelumnya menjadi sekretaris desa(Sekdes),desanya tercatat sebagai desa sadar pajak.Betapa tidak,selain menjadi langganan lunas pajak 100 persen setiap tahunnya,desanya juga tercatat sebagai desa tercepat menghimpun dan PBB."Tahun ini sejak tanggal 23 Mei,semua tagihan pajak sudah lunas terbayar,"akunya dengan nada bangga.(rul/c1/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 6 Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar