Abdul Haki,Mantan Buruh Migran Arab Saudi Yang jadi Kades

Rajin Ikut Rapat Kecamatan karena Belajar Sistem Pemerintahan

Mayoritas warga desa Sumbersalak,Kecamatan Ledokombo merupakan buruh migran.Bahkan.kepala desa yang sekarang menjabat,sempat menjadi buruh migran dan penyalur TKI.Sekarang,Sumbersalak dijadikan Desa Peduli Buruh Migran(Desbumi)

BAGUS SUPRIADI,Jember


24 AGUSTUS 2016 lalu,Abdul Haki sedang memiliki hajatan besar.Kepala Desa Sumbersalak itu bersama komunitas Tanoker sedang menyelenggarakan pembuatan akte kelahiran,kartu keluarga selesai sehari bersama Dispendukcapil Jember.

Dia tampak sangat sibuk di depan ruangan kantornya.setiap menit,ada masyarakat yang meminta tanda tangan serta stempel desa.selain itu,mereka juga bertanya tentang prosedur pembuatan KK,KTP dan akte kelahiran.

Seperti tak pernah bosan,Abdul Haki tetap menerima masyarakat dan menjawab semua pertanyaan.Kalau kebetulan sangat sibuk,dia mengarahkan kepada aparatur desa yang lain.Dalam kesempatan itu,Abdul Haki menemui Jawa Pos Radar Jember.

Sambil meminum kopi,pria kelahiran 4 Februari 1969 bercerita tentang kisah hidupnya.Seorang kepala desa yang pernah menjadi buruh migran selama lima tahun.



Larang Pemburuan Flora Dan Fauna melalui Perdes


"Sebelum itu saya pernah bekerja sebagai kernet,sopir,dan becak di Banyuwangi,"katanya.Kemudian ketika dirinya pulang kembali ke tanah kelahiran,diminta oleh masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa.Padahal,dirinya masih perlu banyak belajar dan belum tahu detail tentang ilmu pemerintahan."Saya tidak punya niat untuk maju,"tuturnya.

Bahkan,dorongan itu selalu datang setiap saat ketika bertemu dengan warga.akhirnya,menguatkan niatnya untuk mengabdikan diri pada masyarakat dan memberanikan diri maju dalam pemilihan kepala desa.Ada tiga calon yang maju,termasuk incumbent.Sedangkan hak pilih warga Sumbersalak sebanyak 9.000.

Karena memilih niat yang baik dirinya terpilih menjadi Kades dengan jumlah suara 3.200 pada Maret 2013 lalu.Sedangkan incumbent mendapat 500 suara dan calon yang lain 1.200 suara."Banyak yang tidak menggunakan hak pilih karena menjadi buruh migran,"aku bapak satu anak tersebut.

Pertama menjadi kepala desa,Abdul haki merasa perlu banyak belajar tentang pemerintahan.Setiap ada undangan dari kecamatan dan pemerintah kabupaten,dirinya tidak pernah absen.Tujuannya untuk belajar tentang sistem pemerintahan."Karena saya buta tentang birokrasi dan butuh pengalaman,"ujarnya.

Bersama komunitas Tanoker,abdul Haki menjadikan desanya peduli buruh migran.Mereka melakukan pemberdayaan dan perlindungan terhadap buruh migran."Ketika pulang juga diberdayakan,"ucapnya.

Karena perjuangannya membangun desa menjadi Desbumi(desa buruh migran)>Abdul Haki diundang oleh komisi IX DPR RI untuk menyampaikan gagasan tentang Desbumi.Di sana,dia mengabarkan tentang kondisi buruh migran dari Sumbersalak.Mulai dari Perlindungan hingga pemberdayaan.

Diakuinya,menjadi kepala desa tak seperti yang dibayangkan.Sebab,selalu ada orang yang tidak setuju dengan kebijakannya.Namun,Abdul Haki menyadari hal itu sehingga tetap melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin desa.

Baginya,rakyat adalah raja,sedangkan pejabat adalah pelayan.Dia menerapkan konsep pelayanan pada masyarakat seperti standard bank."Di Bank kalau mau pinjam uang,kita disambut sangat baik.Padahal kita yang butuh untuk meminjam,"jelasnya.

Untuk itu,dirinya terus mencoba memberikan pelayanan maksimal pada warganya.Terutama melayani tanpa pungutan.Sebab,selain masyarakat sudah susah,gaji aparat desa sudah lebih dari cukup.

Disamping itu,melihat potensi alam yang cukup besar.Abdul Haki mengembangkan wisata alam yang ada di daerahnya.seperti air terjun Damarwulan,serta air bersih yang mengairi sawah petan."Saya nanti akan melarang pemburuan flora dan fauna melalui Perdes,"ungkapnya.

Seperti merusak kejernihan air dengan melakukan setrum ikan atau memburu burung.Sehingga kelestarian alam di daerahnya bisa terus terjaga."Sekarang juga sedang memikirkan BumDes,"tandasnya.(c1/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 30 Agustus 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar