Shelter Khusus untuk Buruh Migran yang Hamil Tak Direncanakan

Tanggung Biaya Makan,Bersalin,Popok,sampai Sekolah
Kisah Pilu buruh migran Indonesia di luar Negeri tak terhitung jumlahnya.Di antara mereka ada yang pulang ke tanah air dalam keadaan berbadan dua atau menimang balita para buruh migran didirikan oleh MOch. Cholily di kelurahan Sempusari,kaliwates,Jember.



 HARI SETIAWAN,jember


CHOLILY tak ingat lagi tanggal dan bulannya.sekitar 2007,atau beberapa bulan setelah dirinya membangun rumah tangga.yang dia ingat,peristiwa itu terjadi di Jakarta.Di kantor serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di jakarta tepatnya,dia mendapati seorang perempuan menangis.Cholily menghampiri perempuan itu.Dia bertanya kepada perempuan itu mengapa ia menangis.Tidak ada jawaban.Tangisnya malah menjadi jadi.tiba-tiba,perempuan itu pingsan.Setelah siuman dan lebih tenang,barulah perempuan itu bercerita mengenai nestapa yang dideritanya."Dia baru dideportasi dalam Kondisi hamil.Dia tidak berani pulang karena Khawatir diusir oleh orangtua dan keluarga besarnya,'kata Cholily,mengenang kisah hampir Sedasawarsa lampau itu.
Kehamilan itu tidak dikehendaki perempuan asal Banten tersebut.Cholily tergerak untuk menolong perempuan itu.setelah menelpon istri yang baru dinikahinya,dan mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya,Cholily memboyong perempuan itu ke jember.Bukan ke Sempusari,rumahnya.


Cholily Sudah Azani Puluhan Bayi


Melainkan ke Kacamatan Mayang,Rumah orang tua Cholily."Di rumah Abah(bapak Red) perempuan itu di tinggal sampai bersalin,"ujar Cholily.Usai bersalin,perempuan itu bermaksud berangkat lagi ke luar negeri menjadi buruh migran.Tetapi,Cholily mencegahnya."Anak itu harus kamu susui dulu,"jawab Cholily,ke pada perempuan itu.Perempuan itu akhirnya luluh,dan si bayi itu dalam pengasuhan keluarga Cholily samapai berusia dua tahun,si balita dititipkan perempuan itu ke rumah saudaranya.sedangkan perempuan itu kembali lagi menjadi buruh migran di Taiwan sampai sekarang."sejak saat itu,rumah saya di Sempusari menjadi Shelter bagi anak-anak buruh migran,atauburuh migran yang dideportasi dan hendak bersalin,"ujarnya,semabri menunjuk shelter yang berjarak dua rumah dari kediaman pribadinya.Selama mengadvokasi buruh migran sejak 2001,Cholily menyebut,kasus buruh migran yang mengalami"Kehamilan tidak direncanakan"sudah cukup banyak.pada 2015 saja,Shelter yang kini dikelola oleh pria yang menjabat sebagai direktur Migrant Aid itu Menampung 17 perempuan dan anak-anaknya.Selama mengelola Shelter tersebut,Cholily pantang menolak.itu prinsip bagi ayah tiga orang anak ini.Sebab,Mereka datang ke tanah air bukan sebagai orang yang"menang"dalam Dari berbagai kasus yang ditanganinya,Cholily menyebut,Kehamilan itu bisa terjadi karena dua sebab.ada yang karena sebab"searah".yang Termasuk dalam golongan ini adalah sang buruh migran menjalani kehidupan Free sex,lalu hamil dan melahirkan bayi.Tetapi,ada pula yang hamil karena mengalami pemerkosaan."ya sama-sama banyaknyalah,"jawab dia,saat ditanya latar belakang kehamilan para buruh migran yang pernah masuk ke shelter-nya.Di shelter itu,Cholily memenuhi semua kebutuhan balita dan ibunya.Mulai dari makanan,pakaian,popok,sampai sekolah bila ada yang bertahan di samapai balita masuk pendidikan anak usia dini (PAUD).Jika bukan karena pertolongan Tuhan,dia mengaku sudah angkat tangan menampung para buruh migran dan balitanya itu.Pertolongan tuhan itu datangnya pun kerap tak diduga-duga sebelumnya.suatu saat,dia pernah diundang oleh Pemkab Sampit,kalimantan Barat,untuk peningkatan kapasitas dalam Advokasi buruh migran.Usai mengisi Workshop,Cholily menerima honor di atas rata-rata yang dia terima dalam kegiatan serupa di lembaga lain."bahkan,lebih besar dari honor yang saya terima saat mengisi pelatihan di ILO(International Labour Organization)atau IMO(International Migrant Organization),ya sudah,saya berpikir rezeki itu sebagiannya adalah milik para buruh migran dan anak-anaknya yang saya tampung,"tuturnya.Sampai kapan buruh migran dan balitanya berada di Shelter,menurut dia sangat bervariasi.Ada yang hanya semalam,ketika keluarga besar buruh migran sudah bisa menerima kehamilan putrinya atau bayi yang berasal dari kehamilan putrinya atau bayi yang berasal dari kehamilan tak direncanakan itu."Ada yang hanya beberapa bulan.Tapi,ada juga yang sampai beberapa tahun,:ungkapnya.Setelah keluar dari shelter,biasanya buruh Migran itu kembali bekerja di luar negeri."ya untuk bisa makan.Mereka yang kembali itu karena ada yang sebatangkara,sementara harus mengasuh beberapa anak,"jawab Cholily,ketika ditanya apakah ada di antara mereka itu kembali lagi keluar negeri.Soal kepedulian pemerintah dearah terhadap keberadaan shelter anak-anak buruh migran itu,Choliliy menyebutnya nol.jika bantuan bernuasa proyek oleh pejabat,tapi saya tidak butuh proyek itu.solusinya bukan proyek kok,"terangnya.Malangnya,Cholily belum menemukan sosok atau lembaga yang benar-benar migran dan balita-balitanya itu dengan baik."yang entertain mungkin ada.tapi,yang benar-benar tulus mengasuh dan memberi perhatian,saya belum menemukannya,:tegasnya.terlepas dari semua suka dukanya,Choliy merasa mendapat pelajaran berharga dari menampung para buruh migran dan mengasuh anak-anakny.Putra sulungnya terlihat sangat sayang dengan sang adik karena sering melihat bagaimana ayahnya mengasuh dan menyayangi anak-anak buruh migran tersebut.Cholily kerap tersenyum gelikala mengingat dirinya yang kerap menjadi tukang azan bagi bayi-bayi buruh migran yang baru lahir."Saya ini tukang azan bayi.biarpun abak saya sendiri hanya tiga,saya sudah azan di telinga puluhan bayi,he..he..he.."akunya.yang mampu membuat cholily bertahan di kerja-kerja sosial ini semata karena panggilan hati."Kiai saya pernah Dawuh,saya diminta bekerja dengan ikhlas untuk mengadvokasi para buruh migran ini.sebab,mereka adalah kelompok yang sangat minim perhatian dari masyarakat maupun negara,"tandasnya.Di sebuah Gazebo yang lumayan luas dihalaman rumahnya,malam itu Cholily ditemani tumpukan buku dan kitab.Angin membisu,malam makin menyarap pekat."saya ingin kelak bayi-bayi buruh migran itu ada yang menjadi presiden agar nasib para buruh migran di Indonesia menjadi lebih baik,"tutupnya.(c1/har)

Sumber jawa pos Radar jember 5 September 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar