Dhebora Krisnawati Ubah SDN Kepatihan 4 Jadi Sekolah Budaya

Biasakan Murid Baca Sejarah dan Budaya Jember

Sentuhan seni membuat SDN Kepatihan 04 Jember tampil beda.Karena kepala Sekolah adalah seniwati,maka sekolah budaya dibangun.Hasilnya luar biasa.Sekolah 'buangan'ini perlahan-lahan muncul sebagai sekolah idaman.inilah sekolah budaya pertama di Jember.

 RANGGA MAHARDIKA,jember

BEGITU masuk ke sekolah yang ada di dekat UPT Disa pendidikan Kaliwates Jember,kita akan di sambut dengan tulisan besar:SDN Kepatihan 04,Sekolah Budaya,Sekolahe Arek Jember.Ungkapan yang cek jembere ini pun membuat semua pihak tentu akan mengerutkan dahi dan bertanya-tanya dengan tulisan ini.Akhirnya kita akan tahu saat memasuki ruang kelas di gedung yang berbentuk L ini. Di sana,kita akan menemukan sejumlah kreasi seni siswa yang tertempel di tembok.Bukan hanya itu,di ruang kepala sekolah pun akan kita lihat banyak sekali lukisan dengan menggunakan cat air ini. ini semakin menyakinkan masyarakat yang datang,bahwa banyak budaya seni dibangun dalam sekolah itu. Hal ini rupanya yang dinamakan Dhebora Krisnawati Sumaraningsih,Kepala SDN Kepatihan 4,Kecamatan Kaliwates.


 Isi Jam istirahat dengan Karya seni


Dirinya memang ingin menjadikan sekolah tersebut tampil beda dan memiliki ciri khas di bandikan dengan sekolah lain.Apalagi,saat dia datang beberapa bulan lalu,kondisi sekolah cukup memprihantinkan."Saya pun berkeyakinan untuk mengubah sekolah ini.Dari Sekolah ini.Dari sekolah buangan menjadi sekolah harapan,"ucap perempuan kelahiran salatiga,25 September 1965 ini.Akhirnya,Dhebora pun mencoba untuk mencari ide unik untuk sekolah tersebut,Tentu Dhebora juga menyesuaikan dengan kebijakan Bupati Jember yang menggratiskan biaya pendidikan untuk siswa.Akhirnya,dia menemukan ide jika masih belum ada konsep sekolah di jember di Jember."sepertinya ini SD pertama dengan konsep sekolah budaya,"ucap perempuan yang pernah menjadi kepala sekolah Telada tingkat Nasional tahun 2013 silam ini.Tentunya,budaya yang diangkat adalah Budaya Pandhalungan sebagai ciri khas budaya kabupaten jember.Dhebora pun mencari slogan yang kental dengan budaya Jember.Sehingga muncullah slogan SDN kepatihan 04:Sekolah Budaya Sekolahe Arek Jember.Visi sekolah pun dirubah dengan MANTAB(berMartabat,berAkhlak,Nyaman,Aktif Berbudaya),Bahkan dirinya menganransemen sebuah lagu untuk mars sekolah dengan judul Tri-B kukasihi yakni Image,Character dan Institusional Building dengan Komitmen,Ulet,Komunikatif,antusias,sinergi,Ikhlas,harmoni dan Interest.Teryata ide ini mendapatkan respons yang positif dan disambut baik oleh orang tua.Tetapi,budaya ini bukan hanya sekedar slogan namun juga diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari disekolah.salah satunya dengan membudayakan salam budaya."jadi murid bukan hanya tahu good morning,tapi juga harus tahu ucapan sugeng enjing(selamat pagi),"ucapnya.Dengan demikian,murid bisa maju tanpa harus meninggalkan budaya aslinya.Dirinya juga mengembangkan berbagai ekstrakulikuler yang bermuatan budaya.seperti melukis,teater,tari,musik,kepermukaan.Tentu akan banyak bertanya bagaimana untuk pelatih dari masing-masing kegiatan tersebut.Dhebora mengatakan dirinya pun meminta bantuan dari kolega-koleganya.Karena Dhebora memang seorang seniman juga."Saya menganut ajaran sugih tanpa banda.jadi meminta bantuan kawan-kawan komunitas perupa jember(KPJ),"ucap istri Suraharjo ini.Dan Ternyata KPJ ini dengan rela hati menyempatkan waktu untuk memberikan dan membagikan ilmunya kepada anak-anak pun begitu antusias dengan berbagai kesenian yang diajarkan desekolah tersebut.Alumnus IKIP PGRI Jember dab PGSD Universitas Jember ini memberikan keleluasaan muridnya untuk berlatih seni.Bahkan,setiap hari setiap jam pelajaran kosong pasti anak didiknya akan menyelesaikan berbagai karya seni."saat istirahat biasanya juga mereka melukis dan berbagai karya lainnya," jelasnya.selain ekstrakuliler,Dhebora juga mengisi jam pelajaran di setia jenjang kelas untuk mengajar pelajaran seni budaya.Dia mengatakan dengan bekal ini,diakui perempuan pernah menjadi runner up bintang radio tahun 1983 ini,anak-anak bisa memiliki lahan mewujudkan bakat minatnya.selain itu, juga memberikan bekal bagi anak-anak kedepan menghadapi dunia.Selain budaya seni rupa,Dhebora juga menanamkan budaya literasi khususnya tentang budaya Jember.setia pagi sekolah masuk pukul 06.30 WIB,"Setiap pagi,harus membaca sejarah jember dan budaya jember,'ucapnya.sehingga anak-anak pun mulai mengenal dan paham sejarah jember.Ternyata bukan hanya dalam hal pendidikan ke murid yang ditanamkan Sugih Tanpo Bondo.Dirinya pun melibatkan semua orang untuk ikut membangun sekolah tersebut.Bahkan,saat upacara bukan hanya murid namun juga orang tua dilibatkan."saat upacara 17 Agustus kemarin anak dan orang tua juga ikut memakai perjuangan,"jelas Dhebora.Ibu dari Kristian Suhartadi dan Larasi Haryo Nugroho ini juga kini tengah menyelesaikan buku berjudul The Diary of Mrs Principle.Buku ini berisi kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah untuk bisa berkreasi membangun sekolah ditengah kebijakan sekolah gratis.sehingga sekolah tetap menjadi garda terdepan untuk membangun generasi muda sejak dini.(c1/hdi)


Sumber Jawa Pos Radar Jember 3 September 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Fikri,dari Demonstran Jadi Pengasuh Pesantren

Mengintip kehidupan Caddy di Driving Range Tegalbesar